Menghitung Bobot Aliansi Ekonomi RCEP Tanpa India

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, sebelum pertemuan bilateral di sela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Minggu (3/11/2019).
Penulis: Pingit Aria
20/12/2019, 05.30 WIB

Perundingan kerja sama ekonomi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) telah berjalan selama tujuh tahun, namun tanpa hasil konkrit. Kini, India menarik diri dari meja perundingan. Bagaimana implikasinya bagi Indonesia?

Usai putaran perundingan di Bangkok pada awal November 2019 lalu, Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan niat keluar dari RCEP. Menurutnya, “Negosiasi lanjutan RCEP tak lagi mencerminkan dasar-dasar ide pembentukannya.”

Modi tak mau gegabah dalam perjanjian internasional, terutama di RCEP yang menyumbang defisit bagi neraca dagang negaranya. Hingga kuartal III 2019, India mengalami defisit sebesar US$ 105 miliar dalam perdagangan dengan negara Anggota RCEP. Di antaranya, US$ 54 miliar adalah defisit dengan Tiongkok.

Bagaimanapun, Pemerintah menilai perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) akan tetap berjalan, meski tanpa India.

"Dampak PDB India terhadap ekonomi RCEP countries itu hanya 3%," kata Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (20/11) lalu.

(Baca: Menko Ekonomi: Perbaikan Neraca Dagang Butuh Waktu hingga 3 Tahun)

Berdasarkan data 2018, dia memperhitungkan PDB negara RCEP menyumbang 32,2% terhadap pertumbuhan dunia. Jika RCEP berjalan tanpa India, sumbangan PDB tersebut menjadi 29% terhadap PDB dunia. 

Dari sisi perdagangan, negara RCEP menyumbang 29,2% perdagangan dunia, dan menjadi 27,1% tanpa India. Kemudian dari sisi pasar, jumlah penduduk negara RCEP mencapai 47,4% dari total populasi dunia. Jika tanpa India porsinya menjadi 29,6%. 

(Baca: Libatkan Negara ASEAN & Tiongkok, Perjanjian Ekonomi RCEP Tunggu India)  

Halaman:
Reporter: Rizky Alika