Investor Jepang Berencana Tunda Jadwal Pembangunan Pelabuhan Patimban
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, berpotensi mundur selama tiga bulan menjadi September 2020. Penyebabnya, investor Jepang masih bersikap hati-hati.
Rencana awal pembangunan Pelabuhan Patimban tahap I dimulai pada Juni tahun depan. Investor asal Jepang memilih berinvestasi konservatif. "Jepang biasanya konservatif dan ada persiapan memperhitungkan jadi mundur beberapa bulan," kata Budi di kantor Kementerian Kemaritman dan Investasi, Jakarta, Selasa (3/12).
Investor yang memberikan pinjaman pendanaan Patimban tersebut ialah Japan International Cooperation Agency (JICA). Pada tahapan pertama, investasi yang diperlukan kurang lebih Rp 29 triliun. Selain itu, Budi mengatakan akses jalan nontol menuju Pelabuhan Patimban akan selesai pada April 2020. "Jalan biasa sudah 70% (prosesnya)," kata dia.
(Baca: Jokowi Targetkan Pelabuhan Patimban Rampung Juni Tahun Depan)
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengatakan, pembangunan tol menuju Pelabuhan Patimban ditargetkan selesai satu hingga dua tahun lebih awal dari penyelesaian Pelabuhan Patimban. Hal tersebut lantaran tol menuju Pelabuhan Patimban merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Sehingga apabila jadi PSN, kami bisa lakukan percepatan pengadaan lahan dan investasinya," kata dia.
Tol tersebut merupakan proyek konsorsium PT Jasa Marga yang proses tender diperkirakan dimulai tahun depan. Konstruksi jalan tol bakal dimulai setelah pengadaan tanah yang bergantung pada penentuan lokasi yang diputuskan oleh Gubernur Jawa Barat.
Nantinya, Gubernur juga akan menentukan trase (garis tengah jalan) tol. "Kami usulkan ke Gubernur lewat surat Dirjen Binamarga untuk segera lakukan penentuan lokasi. Kemudian dibuat DPPT data tanahnya sehingga bisa mulai bebaskan lahan," kata dia.
(Baca: Segitiga Rebana, Kawasan Ekonomi Khusus Calon Ibu Kota Baru Jabar)
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pembangunan proyek Pelabuhan Patimban tahap pertama memiliki luas 300 hektare dengan kapasitas 3,75 juta twenty foot equivalent unit (TEUs).
Presiden juga menargetkan Patimban jadi pelabuhan besar pada 2027 mendatang. Nilai investasinya juga akan membengkak hingga mencapai Rp 50 triliun. Nantinya pelabuhan ini akan digunakan sebagai terminal kendaraan untuk ekspor produk otomotif.
“Kapasitasnya 7,5 juta TEUs, memang besar sekali,” kata Jokowi.
Mantan Walikota Solo itu juga menginginkan ekspor mobil ke Australia, Selandia Baru, hingga negara-negara Asia Tenggara lainnya diarahkan lewat pelabuhan ini. “Artinya menjadi pelabuhan khusus mobil,” kata Jokowi.
(Baca: Pelabuhan Patimban Ditarget Beroperasi 2019, PLN Siap Pasok Listrik)