Lotte Chemical berencana untuk menambah investasinya di Indonesia menjadi US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 60,6 triliun. Hal tersebut disampaikan direksi perusahaan asal Negeri Ginseng tersebut saat menggelar pertemuan dengan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita di Seoul, Korea Selatan, Selasa (19/11).
“Lotte Chemical memastikan untuk berinvestasi US$ 4,3 miliar untuk pembangunan pabrik petrokimia di Indonesia. Mereka mau tambah investasi meski pabriknya saat ini masih dalam pembangunan,” kata Menperin seperti dilansir Antara.
Sebelumnya perusahaan petrokimia asal Negeri Ginseng ini telah menanamkan modalnya untuk membangun kompleks pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, senilai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 53 triliun.
(Baca: Lotte Chemical Realisasikan Pembangunan Pabrik Rp53 Triliun di Cilegon)
Pabrik ini dibangun di lahan seluas 100 hektare (ha) dengan total kapasitas produksi naphta cracker mencapai 2 juta ton per tahun. Dengan tambahan investasi ini, Lotte akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 3,5 juta ton per tahun.
Bahan baku tersebut selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan beberapa produk turunan yakni ethylene, propylene, polypropylene, dan lainnya. Setelah resmi beroperasi, hasil produksi pabrik tersebut rencananya akan digunakan untuk memenuhi permintaan domestik maupun global.
Kepala Unit Bisnis Lotte Chemical, Kim Kyo Hyun menyampaikan bahwa keputusan untuk menambah investasi tersebut diambil lantaran masih tingginya ketergantungan Indonesia terhadap produk-produk petrokimia impor.
(Baca: Berkah Investasi Besar di Balik Perang Dagang AS-Tiongkok)
“Kami membangun pabrik petrokimia itu untuk menggantikan barang-barang impor yang selama ini dilakukan supaya bisa diproduksi di dalam negeri,” ujar Kim.
Industri petrokimia menghasilkan berbagai komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk aneka industri. Beberapa industri yang berpotensi memanfaatkan jenis bahan baku ini seperti industri kemasan, tekstil, alat rumah tangga, hingga komponen otomotif dan produk elektronika.
Pembangunan pabrik petrokimia ini diharapkan menyerap tenaga kerja langsung hingga 1.500 orang dan tenaga kerja tidak langsung bisa mencapai 4.000 orang selama periode 2019-2023.
(Baca: Empat Raksasa Korporasi Korea Komitmen Terus Investasi di Indonesia)