HSBC Holding Plc bakal melakukan restrukturisasi yang kemungkinan membutuhkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lebih besar seiring memburuknya kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan mencatatkan laba sebelum pajak pada kuartal ketiga tahun ini turun 18% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 4,8 miliar. Penurunan laba seiring dengan pendapatan yang turun 3% menjadi US$ 13,4 miliar.
HSBC menyebut kondisi pasar yang menantang dan ketidakpastian ekonomi membuat kinerja bisnis di Eropa dan Amerika Serikat mengalami penurunan. Rencana awal bank global ini untuk melakukan sejumlah perubahan bisnis dinilai tak lagi cukup.
"Kami perlu mempercepat rencana untuk merombak bagian-bagian (bisnis di Eropa dan AS) pada portofolio bisnis kami," ujar CEO Interim HSBC Noel Quinn, Senin (28/10), seperti dikutip dari CNN.
Ia memperingatkan restrukturisasi bisnis membutuhkan waktu beberapa tahun.
(Baca :Efisiensi Besar-besaran, HSBC akan PHK 10.000 Karyawan)
HSBC dan bank-bank besar lainnya menghadapi terpaan negatif akibat perlambatan perekonomian global, termasuk penurunan suku bunga yang membuat mereka lebih sulit untuk menghasilkan laba dari pinjaman dan hipotek, serta ketidakpastian geopolitik di pasar-pasar utama.
Bank global ini telah mengumumkan pada Agustus lalu bahwa mereka akan mengurangi jumlah karyawannya hingga 2%, atau sekitar 4.700 posisi. Langkah itu datang ketika CEO HSBC John Flint mengundurkan diri setelah kurang dari dua tahun bekerja.
Awal bulan ini, Financial Times melaporkan bahwa HSBC berencana menambah jumlah karyawan yang di-PHK hingga 10 ribu orang atau lebih dari 4% tenaga kerjanya. HSBC menolak untuk mengomentari angka itu, tetapi mengisyaratkan akan ada pemangkasan karyawan.
"Harus ada beberapa langkah biaya (diambil) untuk mengkompensasi penurunan pendapatan," kata Quinn.
Ketika ditanya tentang pemangkasan karyawan, Quinn mengatakan pihaknya belum memulai proses konsultasi dengan staf yang berpotensi terkena dampak. Bank juga memperingatkan kemungkinan kenaikan beban biaya yang signifikan pada kuartal keempat dan seterusnya, termasuk biaya restrukturisasi tambahan.
(Baca : HSBC PHK Massal, Bagaimana Nasib Karyawannya di Indonesia?)
Quinn menambahkan modal akan diarahkan ke pertumbuhan yang lebih tinggi, pasar pengembalian yang lebih tinggi, seperti Asia, Timur Tengah, Kanada dan Amerika Latin.
Sementara itu, Hong Kong menjadi titik terang bagi bisnis bank asal Eropa ini. Menurut HSBC, kinerja di pusat keuangan Asia itu "tangguh," meski di dera aksi demonstrasi selama lima bulan terakhir.
HSBC melaporkan laba sebelum pajak di Asia naik 4% pada kuartal ketiga, menjadi $ 4,7 miliar, mewakili mayoritas pendapatannya untuk kuartal tersebut.
“Hong Kong memiliki kinerja yang sangat tangguh dalam sembilan bulan pertama tahun ini, terutama di kuartal ketiga,” kata dia.