Kemendag Bahas Provisi E-commerce dengan Enam Negara Mitra Dagang

ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A
Ilustrasi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Kemendag membahas beberapa isu sensitif, salah satunya provisi di bidang e-commerce dengan enam negara mitra FTA.
Penulis: Desy Setyowati
4/8/2019, 09.21 WIB

Ia  berharap, perundingan semua akses pasar dan teks perjanjian di seluruh bidang selesai pada November 2019. “Penyelesaian RCEP sangat penting dengan semakin maraknya tekanan perdagangan (trade tension) akhir-akhir ini. Oleh karenanya, pembahasan dan penyelesaian provisi ISDS dalam Bab Investasi akan dilakukan setelah perjanjian ini mulai diimplementasikan secara efektif,” katanya.

(Baca: Dipanggil Luhut, CEO Tokopedia Jelaskan Banjir Impor di E-commerce)

Enggar mengatakan, perundingan RCEP merupakan pakta regional terbesar dunia. Sebab, pembahasan ini mencakup 47,4% populasi, 32,2% ekonomi , 29,1% perdagangan, dan 32,5% arus investasi secara global. 

Selain enam mitra FTA, pertemuan intersesi ini dihadiri para pemimpin di 10 negara ASEAN. RCEP tidak hanya menguntungkan bagi kawasan, tetapi juga bagi ekonomi dunia. RCEP akan menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi bagi seluruh anggota yang masih memiliki perbedaan perkembangan ekonomi,” kata dia.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo menambahkan, pertemuan bilateral dengan enam negara mitra FTA ini untuk menyelesaikan perundingan akses pasar dengan prinsip saling menguntungkan. “Beberapa negara berhasil mencapai penyelesaian,” katanya.

(Baca: Transaksi Lintas Negara E-Commerce Meningkat, Pemerintah Godok Aturan)

Halaman: