PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), melalui anak usahanya, PT Krakatau Tirta Industri (KTI) bekerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membangun fasilitas pemanfaatan air laut untuk memproduksi air industri. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan hari ini, Senin (17/6) di Gedung Krakatau Steel, Jakarta.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menyatakan, pelaksanaan proyek ini sejalan dengan rencana pemerintah yang tengah gencar melaksanakan pembangunan di bidang infrastruktur. Selain itu, hal ini untuk membuka akses pengembangan industri di seluruh wilayah Indonesia.
"Proyek pemanfaatan air laut ini diharapkan menjadi langkah yang efektif untuk memenuhi kebutuhan air bagi kebutuhan industri khususnya bagi Chandra Asri dan sekitarnya. Ini adalah strategi baru Perseroan untuk mendorong perkembangan bisnis anak usaha yang berpotensi," ujar Silmy.
(Baca: Kreditur Bank BUMN Setujui Skema Restrukturisasi Utang Krakatau Steel)
Ada pun, dari proyek ini, nantinya KTI akan menjadi pemilik dari fasilitas tersebut dengan porsi kepemilikan antara 60% hingga 70%. Sementara, Chandra Asri akan menjadi pemilik dengan prosi sisanya yaitu antara 30% hingga 40%. Ada pun, valuasi nilai proyek ini diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama KTI Agus Nizar Vidiansyah mengatakan, saat ini mereka tengah melakukan uji layak (feasibility study). Ada pun proyek ini direncanakan dapat mulai beroperasi pada triwulan IV-2022. Sementara, hingga tahun itu, Krakatau Steel masih dapat memasok air industri dari sumber-sumber air yang dimilikinya saat ini.
(Baca: Malaysia Cabut Bea Masuk Anti-Dumping, Krakatau Steel Genjot Ekspor)
Proyek pengolahan air laut ini, diklaim akan menjadi salah satu sarana pengolahan air laut terbesar di Indonesia. Hal itu karena proyek ini memiliki kapasitas produksi sebesar 800 hingga 1000 liter per detik. "Kami menghimbau kepada jajaran manajemen agar dapat melaksanakan proyek ini dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian," kata Agus Nizar.
Selain di wilayah Banten, KTI juga melakukan ekspansi ke wilayah Gresik, Jawa Timur. Mereka memperoleh tender pembangunan dan pengoperasian Sistem Pengolahan Air Minum yang diadakan oleh PDAM Giri Tirta Gresik. Proyek ini akan memiliki kapasitas 1000 liter per detik dengan nilai investasi mencapai Rp 618 miliar.
Sementara itu kapasitas air produksi KTI saat ini mencapai 2.400 liter per detik. Dengan adanya proyek ini, pada 2024 KTI menarargetkan kapasitas air produksi sebesar 3.500 liter per detik.
(Baca: Industri Baja Belum Siap Penuhi Kebutuhan Sektor Otomotif)