Indonesia sedang melakukan penjajakan teknologi pengolahan limbah pabrik minyak kelapa sawit atau POME (Palm Oil Mill Effluent) menjadi omega-3. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Bakrie Sumatera Plantations tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Cargill Indonesia.
"Tahun ini mereka akan mulai. Sementara baru tiga, Indonesia kan biasa lihat teman dulu," kata Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga usai acara Biobased Economy Investment Forum di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (24/5).
Teknologi yang akan digunakan merupakan Teknologi Novel Algae yang dirancang oleh Universitas Tsukuba, Jepang. Nilai investasinya mencapai US$ 6,5-7 juta atau sekitar Rp 100 miliar untuk satu perusahaan.
Secara rinci, teknologi tersebut akan mengolah bi-liquid palm oil (BLPO) untuk mendukung kembang biak ganggang. BLPO mengandung karoten, antioksidan, dan zat organik yang baik untuk mengembangkan ganggang.
Setelah berkembang, ganggang tersebut akan dikonsentrasaikan hingga menghasilkan DHA crude algae dan pakan ikan. DHA crude oil yang mengandung omega-3 dapat diolah menjadi produk suplemen dan campuran beras. “Ini penghasil omega alami, bukan sintetis,” ujarnya.
(Baca: Suap Limbah Sawit, Tiga Bos Anak Usaha Sinar Mas Jadi Tersangka)
Sahat mengatakan potensi pasar omega-3 di dunia cukup besar dan Indonesia berpeluang sebagai pengekspor. Bahkan, dia memperkirakan Indonesia bisa menjadi produsen omega-3 terbesar di dunia.