Kurangi Travelling, Millenial Harus Menabung untuk Beli Rumah

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Buruh mengerjakan pembangunan perumahan bersubsidi di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (1/8).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
24/1/2019, 17.59 WIB

Senada dengannya, Financial Trainer and Founder QM Financial Ligwina Hananto mengatakan, bahwa milenial harus mencoba lebih keras untuk menabung. "Tapi kemampuan menabung milenial itu biasanya 5% (dari pendapatan). Jadi punya program nol persen tidak menolong," kata dia.

Padahal, menurutnya rumah adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi lebih dulu. "Banyak pasangan muda buat rencana keuangan untuk pendidikan anak dan lain-lain, tapi rumah belum. Fokus rumah saja dulu karena tidak hanya DP, tapi juga cicilan," ujarnya.

(Baca: Selera Milenial, Beli Rumah pun Harus Instagramable)

Dari sisi pengusaha, menurut dia pengembang harus memahami keinginan milenial di bidang properti. Dulu bauran pemasaran yang dikenal adalah produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

Kini, menurut dia elemen pemasaran itu harus ditambah dengan pengalaman (experience), keterikatan (enggament), eksklusivitas, dan emosional (emotion). "Kalau mau promosi, tidak bisa bicara tentang (perusahaan) sendiri. Tapi apa yang mereka (milenial) bisa dapat," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati