Marak E-Commerce, Permintaan Ruang Mal Terus Turun

Katadata/ Agung Samosir
Suasana lengang pertokoan yang masih belum buka di Kemang Village Mall, Jakarta Selatan, \Jumat (25/1). Menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), pertumbuhan jumlah mal di Jakarta saat ini masih tetap tinggi, terhitung yang sudah beroperasi mencapai 73 mall.
Penulis: Ekarina
20/12/2018, 11.41 WIB

(Baca: 300 E-Commerce Targetkan Transaksi Harbolnas 2018 Capai Rp 7 Triliun)

Karenanya, pemilik mal harus segera mengubah konsep untuk mempertahankan tenant selain dengan cara mendesain kembali juga dengan menerapkan insentif khusus pada harga sewa.

Selain itu, sulitnya perizinan di mal juga dinilai telah membuat sejumlah pengembang melakukan inovasi melalui konsep podium. "Kalau selama ini kita kenal mal sebagai bagian dari komplek super blok yang di dalamnya terdapat kantor, hotel, dan hunian. Maka kini dikenal podium dalam artian yang dibangun hanya perkantoran atau hunian saja, tetapi di dalamnya terdapat mal," ujar Anton.

Namun, dia melihat potensi kehadiran mal ini ke depannya masih sangat besar terutama untuk menarik pariwisata.  Salah satu negara yang telah berhasil menerapkan konsep ini adalah Singapura.  Sementara jika dibanding Malaysia dan Thailand, ruang mal di Indonesia masih tertinggal.

"Mungkin bisa dicontoh Thailand yang mengkombinasikan mal dengan wisawatan dengan memanfaatkan areal hijau sehingga pengunjung merasa nyaman," ujarnya.

Kehadiran mal terutama di Jakarta masih sangat penting bagi warga untuk dapat berinteraksi dan mendapatkan hiburan.

Halaman:
Reporter: Antara