Arab Saudi Minati Produk Sawit Indonesia

ANTARA FOTO/Akbar Tado
Pekerja memperlihatkan biji buah sawit di salah satu perkebunan sawit di Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi barat, Sabtu (25/3). Menurut pedagang pengepul di daerah tersebut, harga sawit mengalami penurunan dari harga Rp1.400 menjadi Rp1.000 per kilogram akibat kualitas buah tidak terlalu bagus.
Penulis: Ekarina
29/11/2018, 08.10 WIB

Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Arab Saudi Mohamad Hery Saripudin mengatakan Arab Saudi  menaruh minat terhadap produk sawit dan turunannya asal Indonesia. Minat itu muncul meski komoditas sawit dal negeri kerap diganjal kampanye negatif.

"Meski di belahan dunia lain ada upaya tersistematis kampanye hitam, Alhamdulillah di sini belum ada manuver itu karena persaingan bisnis," ujar Hery di Jeddah seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (28/11).

(Baca: Ekspor Sawit Agustus 3,3 Juta Ton, Tertinggi Sepanjang 2018)

Kendati demikian, Hery memaparkan bahwa Arab Saudi masih banyak mengimpor minyak sawit dan turunannya dari negara selain Indonesia,. Namun jika ditelusuri, produk yang ada di negara tersebut sebagian besar berasal dari Indonesia.

"Inilah tugas pemerintah dalam hal ini KJRI Jeddah, dan Kemendag untuk membuka simpul-simpul yang masih tertutup," ungkapnya.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda siap memberikan informasi komprehensif tentang  produk sawit asal Indonesia melalui forum bisnis khusus sawit kepada para pengusaha di Arab Saudi.

"Kita akan melakukan forum bisnis untuk sawit, memberikan pengetahuan kepada mereka mengenai produk sawit dan turunannya, sehingga nanti mereka paham," ujar Arlinda.

(Baca : Seluruh Pelaku Usaha Sawit Ditargetkan Bersertifikat ISPO di 2020)

Arab Saudi saat ini masih mengimpor produk sawit dari negara ketiga seperti India dan Malaysia, namun  sebagian produk itu sebetulnya berasal dari Indonesia.

Untuk itu, lanjutnya, Kemendag akan meyakinkan banwa Indonesia menganut produk sawit yang berkelanjutan sebagai produsen sawit terbesar di dunia.

"Jadi, jika mereka mau, tidak perlu negara ketiga, langsung saja dari Indonesia. Itu yang sedang kami jajaki," kata Arlinda.

Dia pun menyebut telah meminta  Indonesia Trade Promotion Center (ITPC)  Jeddah untuk menjadi mediator antara produsen sawit dan importir di negara berpenduduk mayoritas muslim tersebut.