Lewat Operasi Pasar, Bulog Targetkan Harga Beras Turun dalam 2 Pekan

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
22/11/2018, 17.24 WIB

Pemerintah terus memantau tren kenaikan harga beras. Melalui Perum Bulog, pemerintah mulai merelisasikan langkah antisipatif guna meredam dampak kenaikan yang lebih besar terhadap masyarakat, seperti melalui penggelontoran beras yang ada di gudang Bulog, baik yang berasal impor maupun penyerapan dalam negeri.

Direktur Operasional dan Pengadaan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan instansinya telah mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk penggelontoran beras. "Momentum kita adalah fokus untuk menggelontorkan beras di gudang," kata Tri di Jakarta, Kamis (22/11).

Penugasan itu berdasarkan permintaan dua kementerian, yaitu Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) setelah Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas). Kemudian, permintaan Bank Indonesia melalui Kementerian Perdagangan.

(Baca: Stabilisasi Harga, Bulog Gelontorkan Beras Impor)

Bulog pun melakukan operasi pasar  nasional dengan menggelontorkan stok beras perseroan rata-rata sebesar 3 ribu ton per hari. Permintaan terus bertambah setelah Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) meminta tambahan pasokan sebesar 2 ribu ton per harinya.

Meski masih jauh dari target penugasan Rakortas yang mengharuskan Bulog operasi pasar sebanyak 15 ribu ton sehari, Tri menyebut distribusi beras dilakukan karena harga beras terus meningkat secara perlahan. "Kami distribusi ke wilayah yang mengalami kenaikan harga, daerah yang jauh dari sentra produksi," ujarnya.

Dengan kenaikan harga yang relatif kecil itu, Bulog optimistis penurunan harga bakal dicapai dalam waktu maksimal dua minggu ke depan. "Kami harus tarik terus ke bawah agar harga tidak mencapai level yang sangat tinggi," katanya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily