Dorong Daya Saing Global, Kemenperin Luncurkan Peta Jalan Industri 4.0

Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Perindustian Airlangga Hartanto.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
4/4/2018, 10.32 WIB

“Dengan adanya manfaat yang nyata, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Making Indonesia 4.0 dan menjadikannya sebagai agenda nasional,” tambah Airlangga.

Airlangga mengklaim, implementasi Making Indonesia 4.0 yang sukses akan mampu mendorong pertumbuhan PDB riil sebesar 1-2% per tahun. Alhasil, pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline sebesar 5% menjadi 6-7% pada periode tahun 2018-2030.

"Dari capaian tersebut, industri manufaktur akan berkontribusi sebesar 21-26% terhadap PDB pada 2030," kata dia.

Adapun, pertumbuhan PDB bakal digerakkan kenaikan signifikan pada ekspor netto. Indonesia diperkirakan mencapai 5-10% rasio ekspor netto terhadap PDB pada tahun 2030.

Selain kenaikan produktivitas, Making Indonesia 4.0 menjanjikan pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 7-19 juta orang, baik di sektor manufaktur maupun non-manufaktur pada tahun 2030 sebagai akibat dari permintaan ekspor yang lebih besar.

(Baca juga: Menperin Promosikan Solusi Ekonomi Digital di Sektor Industri)

Guna mencapai target tersebut, Airlangga menilai industri nasional perlu banyak pembenahan terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang menjadi kunci penentu daya saingnya. Menurutnya, lima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu internet of things, artificial intelligence, human–machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D printing.

"Penyusunan peta jalan ini telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari institusi pemerintah, asosiasi industri, pelaku usaha, penyedia teknologi, maupun lembaga riset dan pendidikan. Melalui komitmen serta partisipasi aktif dari seluruh pihak tersebut, implementasi Industri 4.0 di Indonesia akan berjalan sukses dan sesuai sasaran," ucap dia.

Halaman: