Kementerian Perdagangan minta pelaku usaha menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras mulai 1 April 2018. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen menjelang periode Ramadhan dan Lebaran.
“Seluruh pedagang beras di pasar tradisional wajib menjual beras dengan HET di wilayahnya masing-masing,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (28/3).
Enggar mengklaim harga beras sudah mulai turun seiring dengan masa panen padi yang mulai tiba. Untuk memastikan harga tetap turun, dia akan mengerahkan 200 orang petugas dari institusiya ditambah Satuan Petugas (Satgas) Pangan guna memantau pergerakan harga beras di pasar.
(Baca : Kemendag Tetapkan Harga Patokan Ayam dan Telur di Tingkat Produsen)
Dia juga telah mengirim surat terkait pengumuman pelaksanaan HET kepada Dinas Perdagangan di daerah. “Jika ada daerah yang membutuhkan stok beras, segera lapor ke Bulog dan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri,” ujarnya.
Menurutnya, Bulog akan memberikan pasokan beras dengan kualitas yang baik. Sehingga, tidak ada alasan bagi pedagang di pasar untuk menolak beras Bulog.
Enggar juga meminta seluruh pedagang untuk memberikan label informasi harga beras ketika melakukan penjualan kepada konsumen. Satgas Pangan akan melakukan pemeriksaan dan pengecekan.
(Baca juga : Klaim HET Sukses, Kemendag Kaji Patokan Harga Telur dan Daging Ayam)
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi membenarkan harga beras sedang turun. Harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini tmenurutnya berkisar Rp 8.500 sampai Rp 8.600 per kilogram. “Masih memungkinkan untuk jual Rp 9.450 atau HET,” kata Arief.
Dia juga menjelaskan, pasokan dari daerah sudah mulai bertambah karena seriing meningkatnya pasokan saat panen raya. Dengan begitu, arus keluar masuk beras sudah mulai membaik.
Sementara Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menunjukan harga rata-rata per 1 kilogram beras medium I pada 1 Maret 2018 sebesar Rp 12.100, turun pada 28 Maret 2018 jadi Rp 11.950. Sedangkan untuk beras medium II, pada periode yang sama berubah dari Rp 12.000 jadi Rp 11.750.
Sebelumnya, Bulog mengumumkan akan menggelontorkan sebanyak 400 ribu ton beras hingga Lebaran dalam rangka operasi pasar murah. Langkah itu dilakukan untuk menstabilkan harga beras yang masih berada di atas HET.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan penggelontoran beras sudah dimulai sejak Minggu (18/3). “Stok Bulog berfungsi untuk mengganjal kekurangan produksi terhadap konsumsi,” kata Djarot, beberapa waktu lalu.