Kemendag Waspadai Dampak Bencana Terhadap Inflasi

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Warga menuntun sepeda mereka saat melintasi jalan penghubung Desa Melikan yang terendam banjir di wilayah Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (29/11).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
1/12/2017, 11.00 WIB

Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah memetakan daerah kepulauan yang terkena dampak gelombang atau ombak tinggi, sehingga antisipsi distribusi telah dilakukan sebelumnya. Daerah yang terkena letusan gunung berapi seperti Pulau Bali juga masih bisa dijangkau melalui pelabuhan laut.

Pemerintah juga memperhatikan dampak cuaca ekstrem terhadap pasar rakyat yang jadi sarana distribusi perdagangan. “Sebagai pemasok pangan langsung bagi masyarakat, jika terjadi kerusakan dampk bencana, Kemendag akan melakukan upaya revitalisasi pasar,” kata Tjahya.

Berdasarkan pantauan Kemendag, perkembangan harga bahan pokok di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terdampak erupsi Gunung Agung masih relative stabil. Antisipasi dini terhadap dampak cuaca ekstrem dilakukan dengan pelaku usaha lokal untuk mencari alternatif distribusi.

Jika dampaknya semakin buruk, pemerintah akan segera turun untuk memasok kebutuhan pangan dan nonpangan kepada masyarakat yang terkena bencana. “Prioritasnya adalah sisi keselamatan korban bencana agar mendapatkan bantuan moral dan material,” kata Tjahya.

(Baca: Pemerintah Klaim Siap Tanggulangi Rangkaian Bencana Alam)

Kemendag mengaku siap untuk segera memberikan bantuan berupa tenda utk pengungsi dan bantuan lain yg diperlukan. “Bekerja sama dengan para pelaku usaha seperti yang sering dilakukan apabila ada bencana akibat cuaca ekstrem maupun gunung meletus,” tutur Tjahya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily