Pemasok Pasar Modern Genjot Distribusi ke Toko Online

Katadata
Suasana program sale di pusat perbelanjaan Senayan City, Jakarta.
Penulis: Michael Reily
Editor: Yuliawati
1/11/2017, 19.59 WIB

Pergeseran penjualan barang dari retail offline ke toko online merupakan salah satu penyebab bangkrutnya gerai-gerai retail seperti Lotus dan Debenhams. Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (Apppmi) mengantisipasi perubahan bisnis dengan memperbesar pasokan ke perusahaan e-commerce

Ketua Apppmi Susanto menyebut terjadi pertumbuhan distribusi pasokan ke toko online hingga 20% setiap tahun sejak 2015.  "Kami sebagai pemasok memang menjual ke BukaLapak, BliBli, Tokopedia, tapi ya mungkin belum besar," kata Susanto kepada Katadata di Jakarta, Rabu (1/11).

(Baca: Debenhams Pergi, Pengelola Ubah Konsep Senayan City)

Susanto mengatakan konsumen bakal memilih metode belanja yang lebih tepat dengan perkembangan zaman. Contohnya, pascareformasi 1998, gaya hidup masyarakat berubah dengan kecenderungan belanja bulanan dalam jumlah yang besar di supermarket. Sehingga tumbuh retail besar seperti Hypermarket, Superindo, dan Carrefour.

Namun, terjadi perubahan lagi dengan menyebarnya minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. "Dinamika pasar modern memang begitu," ungkap Susanto.  (Baca: Banyak Toko Tutup, Pengelola Mal Minta Kelonggaran Pajak)

Dia mengungkapkan, belanja online memudahkan masyarakat karena dapat membeli barang tanpa harus keluar dari rumah. Namun, dia menjelaskan pasokan ke perusahaan digital masih berupa barang selain makanan.

Halaman: