Mendag: MoU Barter Sukhoi dengan Hasil Kebun Indonesia Telah Diteken

Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo menjajal kokpit Sukhoi SU-30.
Penulis: Michael Reily
4/8/2017, 21.11 WIB

(Baca: Kemendag Minta Kejaksaan Kawal Barter Sukhoi dengan Karet)

Saat ini, Rusia sedang mengalami embargo perdagangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sekutunya, karena isu keamanan dan teritorial. Menurut Enggar, kondisi ini bisa membuka kesempatan untuk penyelesaian kesepakatan dengan Indonesia untuk produk dan sektor lainnya. Apalagi mereka membutuhkan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Dia menjelaskan potensi ini tidak boleh dilewatkan oleh pemerintah untuk peluang di bidang pariwisata, pertukaran pelajar, kerja sama energi, dan teknologi. "Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontraembargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi," ujarnya.

Kementerian Perdagangan memiliki catatan perdagangan total antara kedua negara mencapai US$ 2,11 miliar dengan surplus untuk Indonesia sebesar US$ 411 juta pada 2016. Neraca perdagangan kedua pihak mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu US$ 1,9 miliar.

Rusia merupakan pasar nontradisional terbesar Indonesia untuk produk dan jasa layanan di Eropa Tengah dan Timur. Produk ekspor utama Indonesia ke negara pimpinan Vladimir Putin ini adalah kelapa sawit dan turunannya, kopi, karet, minyak kelapa, dan cokelat. (Baca: Kemendag Minta Kejaksaan Kawal Barter Sukhoi dengan Karet)

Halaman: