Sri Mulyani Libatkan TNI dan KPK Awasi Impor Berisiko Tinggi

Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memantau hasil pencegahan penyelundupan narkoba oleh BNN dan Direktorat Jenderal Bea Cukai.
12/7/2017, 16.51 WIB

Heru Pambudi juga mengatakan beberapa barang impor yang dapat dikatakan berisiko tinggi adalah produk elektronik hingga tekstil. Impor berisiko tinggi ini memiliki peluang penyelewengan besar sehingga dapat mengakibatkan peredaran barang ilegal. Hal ini dapat menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat serta penerimaan negara yang tidak optimal.

Untuk menjaga tata kelola ekspor dan impor, Tito mengatakan akan kembali mengandalkan unit reserse kriminal khusus (Reskrimsus) yang baru selesai menjaga stabilitas harga pangan pada Ramadan lalu. "Lalu ada Polisi Perairan (Polair) serta para Kapolres di pelabuhan besar yang akan terlibat," ujarnya.

(Baca: Enam Bulan Berlalu, Penerimaan Bea Cukai Baru Sepertiga dari Target)

Sementara Gatot berharap dengan adanya sinergi banyak lembaga, potensi rusaknya ekonomi negara karena barang impor berisiko ini akan dapat diminimalisasi. Dia juga berpendapat dengan tertibnya pengawasan, maka akan berpengaruh kepada penurunan waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan (dwelling time) di pelabuhan.

"Kalau tidak di-manage, mungkin akan menghancurkan ekonomi kita. Karena mungkin bisa saja kalah bersaing (akibat keberadaan barang-barang selundupan)," kata Gatot.

Halaman: