Daya Beli Lemah, Kegiatan Usaha Tak Setinggi Lebaran Tahun Lalu

Katadata | Arief Kamaludin
11/7/2017, 14.00 WIB

“Peningkatan tersebut disebabkan, antara lain, oleh faktor musiman (Ramadan dan Lebaran) yang mendorong naiknya permintaan khususnya di pasar domestik,” demikian tertulis dalam laporan hasil survei BI yang dirilis Senin (10/7). Adapun secara triwulanan, lonjakan kegiatan usaha tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta industri pengolahan.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey memprediksi penjualan ritel pada Juni hanya tumbuh 3-4 persen secara tahunan. Hal itu dengan mempertimbangkan lemahnya penjualan ritel pada minggu pertama dan kedua Juni. Ia merinci, penjualan supermarket dan hypermarket masing-masing turun 11,5 persen dan 12,2 persen. Sedangkan minimarket turun 1,3 persen.

Adapun penjualan ritel sepanjang 2017 ini diperkirakan hanya akan tumbuh 5-6 persen, lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 9,2 persen.

Di sisi lain, Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su mengatakan, kinerja penjualan emiten ritel seperti PT Mitra Adiperkasa (MAPI) masih naik, meski kenaikannya lebih lemah dibanding ekspektasi. Salah satu penyebabnya, daya beli masyarakat yang belum pulih. “Sedikit banyak pasti ada hubungannya dengan daya beli dan kalau kami lihat juga mungkin kenaikan gaji lebih rendah tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.

Ia juga tak menutup kemungkinan penjualan melemah lantaran banyak masyarakat yang berbelanja di situs retail online. “Mungkin saja, tapi perusahaan yang kami cover yang go public sudah punya online, tapi masih kecil,” ucapnya.

Halaman: