IORA Bakal Jadi APEC di Samudera Hindia

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
3/3/2017, 18.49 WIB

Selain itu, Samudera Hindia merupakan 70 persen jalur perdagangan dunia, termasuk jalur distribusi minyak dan gas. Bahkan lebih dari setengah kapal kontainer dan dua per tiga kapal tanker minyak dari seluruh dunia melewati kawasan ini.

IORA juga mencakup kurang lebih 2,7 miliar penduduk atau sekitar 35 persen populasi dunia. Namun, perannya baru 12 persen di pangsa pasar dunia, 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global, dan 13 persen tujuan penanaman modal asing (PMA).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong akan memanfaatkan pertemuan IORA (Indian Ocean Rim AssociationLeader's Summit menjadi ajang promosi investasi produk Indonesia secara bilateral ke negara anggota. Dari 21 negara anggota, dua negara yang sudah jadi bidikannya, antara lain India dan Iran.  

(Baca juga: Neraca Dagang Januari Cetak Surplus Tertinggi Sejak Januari 2014)

Tom mengungkapkan potensi investasi Indonesia di Iran yakni di produk kertas dan makanan dan minuman serta beragam kebutuhan sehari-hari lainnya. Sementara, di India ia akan mendorong kerjasama di bidang farmasi, tujuannya supaya dapat mengalihkan bahan baku obat-obatan semula dari Tiongkok.

“Itu akan mengurangi defisit perdagangan dengan Tiongkok dan mengurangi surplus perdagangan dengan India. jadi semua happy,” katanya.

Mengutip laman Kementerian Luar Negeri, IORA merupakan pelopor dan satu-satunya organisasi regional di wilayah Samudera Hindia.Organisasi ini berdiri pada 6-7 Maret 1997.

(Baca juga: Jaga Momentum Pertumbuhan, Indonesia Dorong Ekspor Sawit ke Pakistan)

Saat ini, IORA beranggotakan 21 negara antara lain Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.

Selain itu, IORA juga menggandeng 7 negara mitra dialog, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Perancis dan Tiongkok.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman