Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Meski surplus mencapai US$ US$ 8,78 miliar, namun ekspor dan impor sama-sama mengalami penurunan. Tahun ini, volume perdagangan diprediksi akan meningkat.
"Saya perkirakan kita akan naik terus ke depan. Tahun 2016 ini merupakan jurang terendah perdagangan internasional kita," ujar Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, Senin, 16 Januari 2017.
Menurut Sasmito, proyeksi naiknya kinerja perdagangan tahun ini disumbang oleh kenaikan ekspor sektor manufaktur. “Selain itu, harga komoditas juga merangkak naik, karena kebutuhan tembaga dan bahan galian yang semakin berkembang,” ujarnya.
(Baca juga: Surplus Neraca Dagang 2016 Tumbuh 14 Persen meski Ekspor Turun)
Tren kenaikan kinerja ekspor dan impor ini telah tampak dalam beberapa bulan terakhir. Pada Desember 2016 misalnya, ekspor mencapai US$ 13,77 miliar atau meningkat 1,99 persen dibanding ekspor November 2016 yang sebesar US$ 13,50 miliar. Demikian pula jika dibandingkan dengan Desember 2015 yang sebesar US$ 11,91 miliar atau naik 15,57 persen.
Ekspor non migas Desember 2016 mencapai US$ 12,54 miliar atau naik 1,13 persen dibanding November dan naik 18,11 persen dibanding Desember 2015.
Ekspor non migas terbesar bulan Desember 2016 ini masih menuju Cina sebesar US$ 1,86 miliar. Disusul Amerika Serikat US$ 1,46 miliar dan Jepang US$ 1,24 miliar. Sementara, ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$ 1,43 miliar.
Negara Tujuan Ekspor Utama Indonesia (November 2016)
Selain itu, nilai impor Indonesia Desember 2016 mencapai US$ 12,78 miliar atau naik 0,88 persen apabila dibandingkan November 2016. Begitu juga jika dibandingkan Desember 2015 yang naik 5,82 persen dengan realisasi sebesar US$ 12,07 miliar.
Nilai impor non migas Desember 2016 mencapai US$ 11,09 miliar atau naik 1,35 persen jika dibandingkan November 2016. Demikian pula jika dibandingkan Desember 2015 yang turun 6,15 persen.
(Baca juga: Janjikan 2 Komitmen, Freeport Ajukan Perpanjangan Izin Ekspor)
Peningkatan impor non migas tersebesar Desember 2016 ini adalah golongan Perhiasan/Permata US$ 101,0 juta atau 48,96 persen. Sedangkan penurunan terbesar adalah mesin dan peralatan listrik sebesar US$ 112,0 juta atau 7,07 persen.
Sementara, secara komulatif, kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2016 sebesar US$ 144,43 miliar. Angka itu turun 3,95 persen dibandingkan dengan kinerja ekspor pada 2015 yang sebesar US$ 150,3 miliar.
Sementara impor sepanjang 2016 pun hanya sebesar US$ 135,6 miliar atau masih lebih rendah 4,94 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 142,6 miliar.
(Baca juga: Darmin Dukung Bea Keluar Mineral Mentah Naik 100 Persen)
Dengan demikian, surplus neraca perdagangan tahun 2016 memang lebih besar mencapai US$ 8,78 miliar. Angka itu naik US$ 1,11 miliar dibanding tahun 2015 yang sebesar US$ 7,67 miliar.