Adapun Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengatakan potensi kemacetan itu telah diantisipasi. Untuk proyek Jakarta – Cikampek II, dirinya telah meminta Jasa Marga mendahulukan konstruksi di titik - titik yang tidak ada pembangunan Light Rail Transit (LRT).

(Baca juga:  April 2019, Tol Layang Jakarta-Cikampek Ditargetkan Beroperasi)

Ini dilakukan agar kemacetan yang terjadi tidak semakin parah dengan adanya dua proyek infrastruktur besar sekaligus. "Kita telah surati Jasa Marga agar membentuk konsultan yang mengintegrasikan semua ini," kata Herry.

Herry juga telah mengusulkan kepada Jasa Marga agar badan jalan tol Jakarta – Cikampek yang ada diperlebar dulu sebelum pembangunan ruas baru di atasnya. Selain itu, perlu juga melibatkan aparat kepolisian untuk mengatur lalu lintas sekitar.

Layaknya proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, dirinya juga meminta proyek tersebut dipagari agar ada pemisahan jelas antara alat berat dan pengguna jalan tol yang melintas. "Jadi hal-hal seperti itu harus dimaksimalkan," kata Herry.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution