Pemerintah Cari Solusi 4 Masalah Industri untuk Gerakkan Ekonomi

KATADATA | Arief Kamaludin
Proses pengerjaan kawasan industri terintegrasi Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yura Syahrul
29/8/2016, 17.57 WIB

Keempat, penciptaan produk dalam negeri. Airlangga mendorong, program-program yang difasilitasi pemerintah seperti proyek pembangkit listrik 35 Giga Watt dan transmisi 46.000 kms, harus bisa menciptakan permintaan yang besar terhadap produk dalam negeri. Karena itu, Airlangga mendesak pembangunan pembangkit listrik sebanyak-banyaknya menggunakan produk dalam negeri.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyatakan akan mendorong industri farmasi dan kesehatan agar kebutuhan obat dari masyarakat dapat disediakan oleh industri dalam negeri. "Untuk alat kesehatan sebenarnya sudah cukup baik, tapi kami masih mendorong untuk industri farmasi." (Baca: Tingkatkan TKDN, Luhut Minta Pertamina Pakai Pipa Dalam Negeri)

Persoalan-persoalan ini memang perlu mendapat perhatian dan penyelesaian secara menyeluruh. Darmin mengatakan, jika persoalan ini tidak diatur dan diselesaikan, maka akan terjadi ketidakselarasan (mismatch) di masa mendatang. Ia mencontohkan, perkembangan proyek 35 GW yang berjalan lebih cepat dari perkiraan.

"Bahkan mungkin, setelah tahun 2020, listrik kita akan oversupply. Kita harus pikirkan dengan baik agar industri juga bisa memanfaatkan kelebihan listrik ini," ujar Darmin.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah oleh Kementerian Perindustrian, nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri sampai dengan triwulan II 2016 mencapai Rp 50,70 triliun atau tumbuh 17,87 persen dibandingkan periode sama 2015. Ini berkontribusi 49,44 persen dari total investasi PMDN pada triwulan II 2016 yang sebesar Rp 102,54 triliun.

(Baca: Didorong Asing, Bank Dunia: Industri Manufaktur Bisa Jaya Kembali)

Sedangkan untuk nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sampai dengan triwulan II 2016, mencapai US$ 8,01 miliar atau meningkat 49,11 persen. Investasi ini berkontribusi sebesar 56,97 persen dari total investasi PMA yang sebesar US$ 14,07 miliar.

Halaman: