Sejumlah industri skala menengah dan besar mulai membaik setelah tertekan pada tahun lalu seiring pelemahan ekonomi global. Setidaknya, menurut Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun, hal itu terlihat dari pemakaian listrik yang makin menanjak.
Benny mengatakan konsumsi listrik industri skala menengah dan besar terus bertumbuh pada empat bulan pertama tahun ini. “Penjualan kumulatif Januari sampai April 2016 sebesar 69,74 TWh,” kata Benny kepada Katadata, di Jakarta, Rabu, 18 Mei 2016. (Baca: Pemerintah Cabut Subsidi 18 Juta Pelanggan PLN).
Nilai konsumsi tersebut menunjukkan peningkatan 8,01 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Untuk diketahui, industri skala menengah memiliki daya di atas 200 kVA, sementara industri skala besar berdaya di atas 30 MVA.
Sedangkan secara bulanan, penjualan listrik kepada dua industri tersebut pada bulan lalu 17,78 TWh, tumbuh 7,58 persen dibandingkan dengan April 2015 yang penjualannya 16,53 TWh. Peningkatan konsumsi listrik ini memperlihatkan industri menengah dan besar mulai memacu produksi mengikuti makin besarnya permintaan. (Baca: April, Tarif Listrik Turun Lagi).
Secara lebih terperinci, Benny menjelaskan, penjualan listrik untuk industri skala besar (tarif I-4) bulan April 2016 mencapai 1,13 TWh atau tumbuh 10,66 persen persen dibandingkan April 2015. Sedangkan industri skala menengah (tarif I-3), penjualan listriknya 4,09 TWh, tumbuh 5,82 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Menurut Benny, industri yang konsumsi listriknya naik antara lain kimia, makanan dan minuman, semen, logam, kertas dan pulp, gas, dan otomotif. Lalu, juga terjadi pada industri benang, ban, keramik, farmasi, plastik, dan elektronik. Benny mengklaim tambahan penjualan didorong oleh insentif yang diberikan PLN, yaitu diskon tarif bagi tambahan pemakaian industri di malam hari sebesar 30 persen (pukul 23.00-08.00).
“Ada tambahan sekitar 46 GWh pada April 2016 yang juga berarti tambahan pemanfaatan kapasitas pembangkit di tengah malam sekitar 165 MW. Semoga pertumbuhan penjualan listrik yang menggembirakan ini juga menjadi gambaran membaiknya perekonomian Indonesia,” ujar Benny. (Baca: Bisnis dan Industri Kecil Dapat Diskon Tarif Listrik).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sempat “menyentil” PLN. Perusahan pelat merah ini dianggap belum menjalankan paket kebijakan ketiga, terutama pemberian diskon tarif listrik di tengah malam. “Akan kami rapatkan lagi, ternyata PLN tidak mau. Jadi masih ada dispute,” kata Darmin, Selasa, awal bulan ini.
Namun, Benny membantah perusahaannya tak menjalankan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada September tahun lalu itu. Benny menyatakan PLN telah menjalankan semua isi paket ekonomi, terutama terkait insentif listrik, sejak Desember 2015. “Mana berani PLN tidak menjalankan kebijakan yang telah diputuskan,” kata Benny. (Baca: Disentil Darmin, PLN: Mana Berani Tak Jalankan Kebijakan).