Jokowi: Bulog Tidak Siap Hadapi Panen Beras

Kris | Biro Pers Sekretariat Presiden
Penulis: Safrezi Fitra
11/3/2016, 18.58 WIB

Permasalahan di lapangan ini yang belum bisa terjawab. Ada beberapa faktor yang mungkin bisa menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya faktor kelambanan respons dan langkah Bulog melakukan pembelian dari petani yang sudah mulai memasuki masa panen. Hal ini membuat volume gabah yang didapat sedikit, karena petani sudah menjualnya ke pihak lain. Faktor-faktor ini yang masih harus dipelajari oleh Jokowi.

Presiden memperingatkan Bulog agar tidak menunda pembelian gabah saat panen tiba. Bulog hanya memiliki waktu dua bulan untuk bisa memaksimalkan penyerapan produksi gabah dari petani. "Karena sekarang yang diharapkan petani adalah mereka panen dan ada gabah diserap agar harganya nggak jatuh," kata Jokowi. (Baca Ekonografik: 3 Kali Harga Pangan Picu Deflasi)

Selain itu, hasil inspeksi mendadak (sidak) di beberapa gudang Bulog mendapati banyak mesin yang tidak bisa berjalan dan mengalami kerusakan. Bahkan ada beberapa mesin penggilingan padi (rice mills) dan silo atau tempat penyimpanan yang sudah sembilan tahun tidak beroperasi. Mesin pengering pun baru berjalan ketika Jokowi datang ke gudang tersebut.

“Sudah kami cek beberapa gudang. Tidak hanya satu tempat, dua tempat. Kalau perlu saya puterin semuanya (gudang Bulog)‎‎," ujarnya.

Permasalahan pasokan beras ini cukup menjadi fokus pemerintah. Sebenarnya pasokan beras yang ada bisa mencukupi kebutuhan nasional. Namun, karena tata kelolanya yang kurang baik, berkali-kali cadangannya defisit. Penghujung tahun lalu saja pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan impor beras hingga 1 juta ton. (Baca: Jokowi Restui Impor Beras dari Vietnam)

Halaman:
Reporter: Safrezi Fitra