KATADATA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan kajian mengenai rute tol Cikampek II ditargetkan rampung pada tahun ini. Beberapa hal yang dikaji misalnya menyangkut rute yang cocok bagi tol yang menghubungkan Jakarta ke Karawang tersebut.
“Minimal tahun ini kita telah tentukan rutenya,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto Husaini usai rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah di Gedung DPD, Jakarta, Senin, 25 Januari 2016.
Selain itu, kata Hediyanto, pengkajian juga menyangkut keterpaduan dengan moda transportasi di ruas tol tersebut, misalnya kereta cepat Jakarta – Bandung dan kereta listrik ringan atau Light Rail Transit/LRT yang dibangun oleh PT Adhi Karya. “Kita coba koordinasikan pembangunannya dengan dua transportasi itu, makanya dikaji terlebih dahulu,” kata Hediyanto. (Baca juga: Swasta Bisa Talangi Biaya Pembebasan Lahan Tol).
Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum sedang mengkaji dua rute tol Cikampek II. Pertama jalur tol ini sejajar di sisi selatan tol Cikampek lama. Sedangkan opsi lainnya adalah dengan membangun tol ini secara bertumpuk atau fly over di atas tol Cikampek lama.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono mengatakan keputusan pembangunan tol ini akan segera diambil pada bulan ini. Walau belum bisa menjelaskan secara panjang lebar, namun Basuki secara eksplisit mengatakan bahwa usulan Jasa Marga ini sangat baik.
“Kami juga telah sampaikan kepada Badan Pengatur Jalan Tol, dan sebenarnya memang (usulannya) layak dipertimbangkan,” kata Basuki. (Baca: Kembangkan Kawasan Ekonomi, Swasta Berencana Bangun Lima Tol).
Jalan tol Cikampek II memang usulan badan usaha milik negara itu. Rencananya, tol baru untuk memecah kepadatan kendaraan di ruas tol Cikampek lama. Namun, seorang mantan pejabat Jasa Marga mengatakan target tersebut kurang diperhitungkan dengan baik. Kepadatan dalam tol menuju atau dari Jakarta kemungkinan akan berkurang, tapi hal itu hanya memindahkan lokasi kemacetan. “Jika di ujung keluar tidak ada penambahan jalur baru, di sana titik macet selanjutnya,” ujar dia.
Adapun Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman meyakinkan bahwa kebutuhan pembangunan tol, terutama ruas Cikampek II sudah sangat mendesak. Ini lantaran pertumbuhan industri di kawasan Bekasi dan Cikarang sangat tinggi, sehingga menimbulkan kemacetan. “Jakarta-Cikarang panjangnya hanya 30 kilometer, namun waktu tempuhnya bisa lebih dari satu jam,” kata dia.