Kembangkan Kawasan Ekonomi, Swasta Berencana Bangun Lima Tol

Ahmad Yunus | Katadata
Penulis: Muchamad Nafi
11/12/2015, 17.06 WIB

Pemerintah sebelumnya menargetkan 1.050 kilometer jalan tol dapat terbangun dalam rentang waktu 2015 hingga 2019. Proyek besar tersebut membutuhkan kebutuhan investasi sebesar Rp 167,4 triliun dan biaya konstruksi sebesar Rp 98,3 triliun. (Baca juga: Menteri Basuki Teken Kenaikan Tarif 13 Ruas Tol).

Kebutuhan biaya tersebut berasal dari Badan Usaha Milik Negara, investasi asing, maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dari data Kementerian PUPR target jalan tol yang terbangun tahun ini yakni 132 kilometer dan 130 kilometer pada 2016. Untuk tahun ketiga hingga kelima, panjang jalan yang dapat beroperasi diharapkan bertambah 194,4 dan 247 kilometer.

Dalam hal pendanaan ini, Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pinjaman dari Cina sebesar Rp 8,2 triliun akan cair akhir bulan ini. Dana tersebut untuk menggarap empat ruas tol: Cileunyi-Sumedang-Dawuan senilai Rp 3,4 triliun, Balikpapan-Samarinda sebesar Rp 763 miliar, serta Manado-Bitung dengan jumlah pinjaman Rp 1,24 triliun. Terakhir, ruas Solo-Kertosono dengan pinjaman Rp 2,83 triliun.

Hediyanto menyatakan, walau pinjaman tersebut dari Cina, namun material atau alat berat yang digunakan akan diprioritaskan dari Indonesia. Sehingga, dalam proyek tersebut tidak terdapat klausul mengikat penggunaan material dan alat berat hanya dari Cina. “Tidak ada kewajiban model itu,” katanya. (Lihat: Pencairan Pembiayaan Empat Ruas Tol dari Cina Molor).

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meminta pencairan pinjaman Cina sudah harus selesai dalam tiga bulan setelah penandatanganan kontrak pada 23 September lalu. Dia bahkan mengancam akan memutus kontrak pinjaman Cina apabila pencairannya molor.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution