Penjualan Rendah, Target Produksi Mobil 2015 Sulit Tercapai

KATADATA | Arief Kamaludin
Pameran dan penjualan mobil di salah satu mal di Jakarta, beberapa waktu lalu.
6/10/2015, 17.20 WIB

KATADATA - Perusahaan otomotif nasional pesimistis target produksi mobil sebesar 1,6 juta unit pada tahun ini bisa tercapai. Perlambatan ekonomi yang menekan daya beli masyarakat membuat penjualan kendaraan roda empat menurun.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito mengatakan, sampai Agustus produksi kendaraan roda empat baru mencapai 740 ribu. Tingkat produksi ini berbanding lurus dengan realisasi penjualan yang hanya mencapai 671 ribu unit selama delapan bulan, atau turun 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Ini target tidak akan bisa tercapai. Amat susah ini,” kata Noegardjito seusai diskusi di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (6/10). (Baca: Pengusaha Menilai Paket Jilid II Tak Cepat Atasi Masalah)

Noegardjito menjelaskan, saat ini Gaikindo masih menargetkan penjualan otomotif sebesar 950 ribu hingga 1 juta unit hingga akhir tahun ini. Namun hal itu pun bukan perkara gampang untuk tercapai, terutama dengan pola penjualan saat ini yang jauh di bawah penjualan tahun lalu.

Dia berharap upaya pemerintah mempercepat penyerapan anggaran dapat memacu penjualan otomotif. “Pasti itu akan berpengaruhlah. Proyek infrastruktur akan berpengaruh terhadap penjualan truk, lalu staf dan pekerja itu juga mampu membeli mobil,” katanya.

Adapun untuk tahun depan, Gaikindo belum memprediksi target penjualan dan produksi mobil. Namun apabila pertumbuhan ekonomi yang disasar pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bisa tercapai maka Gaikindo berani menargetkan angka produksi mobil hingga melebihi 1 juta unit. “Itu dengan catatan pertumbuhan ekonomi tahun depan tidak meleset,” katanya. (Baca: Daya Beli Masyarakat Jadi Fokus Paket Kebijakan Tahap III)

Di kesempatan yang sama Direktur Bidang Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M. Juhro mengatakan, target pertumbuhan ekonomi yang dipatok BI saat ini berkisar antara 5,2 persen sampai 5,6 persen. “Sedangkan tahun ini 4,7 persen hingga 5,1 persen,” kata dia.

Ketua I Gaikindo Jongkie D. Soegiarto berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi yang lebih mengarah terhadap kemudahan industri otomotif. “Kan masih ada lagi, kita tunggu saja kebijakan berikutnya,” kata dia.

Bagi industri otomotif, kata dia, insentif terbesar adalah berasal dari meningkatnya daya beli masyarakat. Jadi, bukan dari kemudahan langsung terhadap industri otomotif. “Tidak langsung memang, tapi ke arah daya beli (masyarakat) yang meningkat,” kata Jongkie.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution