Permintaan Elektronik Anjlok 80%, Mal Dibuka Tak Pengaruhi Penjualan

ANTARA FOTO/Moch Asim/hp.
Petugas menyemprotkan cairan penyanitasi aktif tanpa alkohol di sebuah toko elektronik. Penjualan elektronik turun 70-80% selama pandemi Covid-19.
Editor: Ekarina
19/6/2020, 18.04 WIB

Hal senada sebelumnya juga diungkapkan oleh Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO). Asosiasi  menyatakan pandemi corona menyebabkan tren belanja konsumen sedikit berubah.

(Baca: 7 Sektor Usaha Lesu, Kadin: 6,4 Juta Tenaga Kerja Terdampak Covid-19)

Hal ini tampak saat pembukaan kembali mal, produk rumah tangga dan barang kebutuhan dasar lebih banyak dibeli dibanding barang lain seperti elektronik dan pakaian. 

Tak hanya itu, tren pembelian kini bergeser dari barang-barang yang bersifat konsumtif menjadi barang kebutuhan dasar dan kesehatan selama fase normal baru (new normal).

Ketua Penasehat HIPPINDO Handaka Santosa mengatakan, penjualan barang-barang konsumtif atau yang tidak mendesak sangat minim. Saat mal dibuka pada 15 Juni lalu, banyak orang yang membeli barang rumah tangga, seperti alat memasak dan juga perlengkapan untuk kamar tidur.

"Ini mungkin dikarenakan selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mereka di rumah tidak bisa belanja apapun hampir tiga bulan," kata dia dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (18/6).

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto