Raksasa otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor Group dan LG Chem Ltd dikabarkan tengah berencana mendirikan pabrik patungan di Indonesia. Pabrik tersebut akan memproduksi sel baterai untuk mobil listrik (EV).
Dikutip dari Reuters, Pemimpin Grup LG Koo Kwang-mo dan Wakil Ketua Eksekutif Grup Motor Hyundai Euisun Chung telah bertemu pada Senin (22/6). Pertemuan keduanya disebut untuk membahas kerja sama dalam baterai mobil listrik termasuk teknologi baterai masa depan.
LG Chem dan Hyundai Motor Group mengkonfirmasi pertemuan itu tetapi mengatakan tidak ada yang diputuskan mengenai rencana bisnis kedua perusahaan.
(Baca: Kemenhub Berencana Beli 100 Mobil Listrik untuk Kendaraan Operasional)
“Hyundai Motor Group berkolaborasi dengan LG Chem dalam berbagai proyek. Namun, belum ada diskusi konkret tentang usaha patungan baterai di Indonesia, ”kata Hyundai dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Kedua perusahaan juga belum merinci besaran investasi maupun kapasitas produksi. Namun, menurut sebuah sumber yang mengetahui rencanan ini mengatakan, investasi ini dilakukan untuk mengamankan pasokan baterai kendaraan dan mengantisipasi kenaikan permintaan mobil listrik di Indonesia.
Pasalnya, kendaraan listrik diprediksi akan ramai ke depan menyusul rencana pemerintah mengurangi emisi karbon.
(Baca: Pabrik Baru Hyundai Rp21,8 Triliun di RI Bisa Serap 5.000 Tenaga Kerja)
Dalam beberapa tahun terakhir, LG Chem telah bekerja sama dengan dua pabrikan otomotif, General Motors Co dan Geely Automobile Holdings Ltd. LG Chem juga telah memasok baterai ke Hyundai, Tesla dan produsen mobil lainnya.
Sementara itu, usaha patungan sel baterai akan menjadi yang pertama bagi Hyundai, yang secara luas dipandang sebagai pendatang baru di pasar mobil listrik. Perusahaan ini mencoba untuk menantang dominasi Toyota di Indonesia dengan pabrik mobil yang akan datang.
“Indonesia berkomitmen untuk mempromosikan industri mobil listrik, tetapi belum siap dalam hal pengisian infrastruktur dan daya beli konsumen. Usaha patungan baterai kemungkinan merupakan rencana jangka menengah atau panjang, ”kata analis Lee Jae-il di Eugene Investment & Securities, mengatakan.
Adapun Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan juru bicara Kementerian Koordinator Kelautan dan Investasi Indonesia hingga kini belum memberikan komentar.