Ada IA-CEPA, Mendag Target Defisit Dagang RI-Australia Turun di 2021

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Sebuah kapal bermuatan peti kemas melakukan bongkar muat ekspor-impor. Kemendag targetkan defisit dagang Indonesiadengan Australia turun di 2021 seiring pemberlakuan IA-CEPA.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
10/7/2020, 17.36 WIB

"Jadi barang-barang kita bisa diserap lebih banyak karena daya saing juga meningkat," kata Rosan.

(Baca: Ada Kerja Sama CEPA, Industri Otomotif Ajukan Izin Ekspor ke Australia)

Sebagai informasi, produk ekspor Indonesia yang berpotensi meningkat ekspornya antara lain adalah otomotif, kayu dan turunannya termasuk kayu dan furnitur, perikanan, tekstil dan produk tekstil, sepatu, alat komunikasi dan peralatan elektronik.

Total perdagangan barang Indonesia-Australia pada 2019 mencapai US$ 7,8 miliar. Ekspor Indonesia tercatat senilai US$ 2,3 miliar dan impor sebesar US$ 5,5 miliar, sehingga Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 3,2 miliar.

Namun demikian, dari sepuluh besar komoditas impor Indonesia dari Australia mayoritas merupakan bahan baku dan penolong industri, seperti gandum, batubara, bijih besi, alumunium, seng, gula mentah, serta susu dan krim.

Sementra itu, perdagangan jasa Indonesia-Australia pada 2018-2019 tercatat surplus US$ 1,8 miliar. IA-CEPA diperkirakan dapat meningkatkan surplus perdagangan jasa pada sektor transportasi, komunikasi, perdagangan jasa keuangan dan asuransi.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika