Anak Usaha Malindo Feedmill Ekspor Produk Olahan Ayam ke Jepang

ANTARA FOTO/Didik Suhartono
ilustrasi bongkar muat kontainer di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Minggu (19/3/2017). Produsen produk ayam olahan, Malindo Delight Food mengekspor satu kontainer makanan beku ke Jepang.
Penulis: Ekarina
1/9/2020, 17.48 WIB

Emiten produsen pakan ternak, PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), melalui anak usahanya, PT Malindo Food Delight mengekspor satu kontainer produk olahan ayam ke Jepang. langkah ini diharapkan bisa membuka peluang ekspor lain di tengah pandemi corona.

Ekspor perdana produk daging ayam olahan perusahaan  ke Jepang ini terdiri atas beberapa varian seperti nugget, tempura, karage black pepper dan chicken spicy karage.

Direktur Malindo, Rewin Hanrahan mengatakan, berdiri sejak 2013, produk olahan Malindo Food Delight sudaha mengantongi sertifikasi halal dan BPOM. "Dengan adanya ekspor ini kami harapkan bisa terus memberi energi untuk menjual produk ke pasar luar," katanya dalam acara pelepasan ekspor di Cikarang, Jawa Barat. 

Selain Jepang, produk olahan perseroan juga telah diekspor ke Papua Nugini dan Timor Leste. 

Perusahaan lain yang pernah mengekspor produk ayam olahan ke Jepang adalah PT Belfoods Indonesia. Pada 2018, anak usaha PT Sierad Produce Tbk  (SIPD) ini mengekspor 6 ton nugget ayam.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ekspor  daging ayam olahan ke Jepang membuktikan industri ayam olahan Indonesia sudah cukup maju.

Alhasil, dia menyambut positif ekspor produk olahan ayam ke pasar tersebut. Pasalnya, negara ini dikenal dengan prosedur dan syarat keamanan ketat dalam menerima produk pangan.

Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang memanfaatkan potensi pasar produk makanan olahan berbasis unggas di Jepang maupun negara lainnya.

"Dengan kemampuan kita menembus pasar Jepang ini, Indonesia akan lebih percaya diri untuk memasuki pasar di negara-negara lain," katanya.

Syahrul menambahkan, tak mudah melakukan ekspor di tengah kondisi saat ini. Apalagi dengan banyaknya ekonomi negara dunia yang masuk fase resesi dengan pertumbuhan ekonomi hingga minus 10%. 

Namun demikian, ekspor pertanian Indonesia pada Juli 2020 masih bisa tumbuh 24,10%. "Saya harap ini diperbesar, didorong ekspornya, kalau perlu semua pihak bantu. Kami ingin ekspor meningkat 10 kali lipat dari sekarang dan itu jadi target," ujarnya.

Reporter/Penyumbang Bahan: Agatha Lintang (Magang)