Puncak Libur Nataru, Penumpang KAI Melonjak Dua Kali Lipat

ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.
Seorang masinis memeriksa kesiapan rangkaian kereta api sebelum berangkat di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/12/2020). PT KAI (Persero) mencatat kenaikan penumpang saat libur Natal dan Tahun Baru.
Penulis: Ekarina
24/12/2020, 20.19 WIB

PT Kereta Api Indonesia melayani 41.443 penumpang kereta api jarak jauh pada 23 Desember 2020 melalui 129 perjalanan ke berbagai tujuan. Jumlah penumpang naik dua kali lipat dibandingkan  perjalanan tanggal 22 Desember sebanyak 22 ribu pelanggan.

"Jumlah tersebut merupakan puncak masa libur Natal dan Tahun Baru 2021," kata Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Kamis (24/12). 

Pada 18 hingga 23 Desember 2020, KAI telah memberangkatkan 195.300 pelanggan, dengan rincian 123.998 pelanggan kereta api jarak jauh komersial dan 71.302 kereta jarak jauh non komersial. Secara keseluruhan, KAI telah menjual 428 ribu tiket kereta api untuk periode libur Natal dan Tahun Baru 2021 keberangkatan 18 Desember 2020 sampai dengan 6 Januari 2021.

KAI menyatakan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Setiap pelanggan KA jarak jauh diharuskan melakukan rapid test antigen. Hanya penumpang yang memiliki hasil rapid test antigen negatif yang diperkenankan menggunakan KA jarak jauh di pulau Jawa. 

Untuk memudahkan penumpang, mulai 24 Desember 2020, ada 22 stasiun untuk melayani rapid test antigen seharga Rp105.000. Stasiun itu di antaranya adalah Stasiun Gambir, Pasar Senen, Bandung, Kiaracondong, Cirebon, Cirebon Prujakan, Semarang tawang.

Kemudian, stasiun Tegal, Purwokerto, Kutoarjo, Kroya, Lempuyangan, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Jombang Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Malang, Sidoarjo, Jember, dan Ketapang.

"Sudah lebih dari 20 ribu peserta rapid tes yang kami layani di stasiun untuk melengkapi syarat perjalanan orang menggunakan kereta api pada masa pandemi Covid-19," ujarnya. 

Untuk mencegah antrean panjang, KAI telah mengantisipasi  dengan menyediakan ruang tunggu dengan kapasitas yang lebih memadai, pengaturan jarak antar tempat duduk, mengerahkan petugas keamanan ekstra untuk mengatur antrean, dan mengerahkan tenaga kesehatan. 

Tingginya minat masyarakat menaiki angkutan kereta api saat ini menunjukkan kepercayaan masyarkat terhadap layanan KAI. Perusahaan mengatakan bakal mengutamakan protokol kesehatan saat di stasiun dan selama dalam perjalanan.

Untuk mencegah penyebaran virus di fasilitas umum, Polda Metro Jaya bersama Kodam Jaya mengadakan tes cepat antigen gratis dalam Operasi Lilin Jaya 2020 yang dilaksanakan sejak Rabu (23/12). Kegiatan tersebut dilakukan di sejumlah fasilitas umum transportasi seperti rest area jalan tol, terminal, bandara, stasiun dan ruang terbuka publik.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus nmengatakan, syarat mengikuti tes gratis ini penumpang hanya perlu menunjukkan tiket perjalanan. "Ya kita akan cek tiketnya, untuk mengetahui penumpang atau bukan," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (24/12).

Yusri mengatakan mekanisme tersebut efektif untuk mengantisipasi peserta yang bukan penumpang angkutan umum yang ikut serta memanfaatkan kesempatan itu.

Selain itu, polisi juga memberlakukan sistem kupon kepada peserta tes cepat antigen karena kuota alat yang dialokasikan terbatas. "Bagaimana kalau terbatas? Kita bagi kupon," katanya.

Selain test, tracking dan tracing (3T), pemerintah terus menggencarkan sosialisasi dan penerapan 3M untuk mencegah penularan virus corona. 

Satgas Penanganan Covid-19 menyebut sebanyak 52% penduduk Indonesia telah terbiasa dengan protokol kesehatan 3M. Protokol tersebut terdiri dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak.

Meski begitu, masih ada 48% yang merasa terpaksa menjalankan protokol kesehatan tersebut. Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B.Harmadi pun berharap dengan keadaan terpaksa tersebut bakal membuat masyarakat akhirnya terbiasa dengan gerakan 3M.

Sehingga pada akhirnya, protokol kesehatan bisa menjadi norma baru di masyarakat. Norma baru tersebut berlaku selayaknya norma sosial.

"Sehingga orang yang tidak menggunakan masker dikucilkan atau disalahkan. Mereka yang melanggar tidak jaga jarak, tidak cuci tangan, dan justru membuat kerumunan menjadi malu, karena tidak sesuai dengan norma baru kita," ujar Sonny dalam Talkshow "Libur Aman Tanpa Bepergian" pada Rabu (23/12).

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan