Sindir Tahu Tempe Mahal, Jokowi Minta Lahan Kedelai 1 Juta Hektare

ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau tempat produksi tempe saat operasi stabilitas harga kedelai di Semanan, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Dalam operasi pasar tersebut, kedelai dijual ke perajin seharga Rp8.500 per kilogram dan diupayakan bertahan selama 100 hari ke depan untuk menekan harga kedelai di pasaran yang saat ini mengalami kenaikan.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
11/1/2021, 12.58 WIB

Kabar tingginya harga kedelai impor yang menyebabkan kelangkaan tahu tempe rupanya sampai ke telinga Presiden Joko Widodo. Ia memerintahkan Kementerian Pertanian untuk mencari lahan hingga 1 juta hektare untuk ditanami kedelai.

"Cari lahan yang cocok buat kedelai. Jangan cari satu hektare, dua hektare, 10 hektare. (Cari) 100 ribu, 300 ribu, 500 ribu, 1 juta. Cari," kata Jokowi dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/1).

Menurutnya, produksi dalam jumlah sedikit tidak akan memberikan dampak signifikan pada komoditas yang masih diimpor dalam jumlah besar, seperti kedelai. Padahal, kedelai dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.

Mantan Walikota Solo itu menilai, petani dalam negeri tidak berminat untuk menanam kedelai lantaran harganya yang kalah saing dengan kedelai impor. Oleh karena itu, ia meminta ada lahan luas untuk ditanami komoditas pertanian yang masih diimpor.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mempertanyakan efektivitas dari program subsidi pupuk.  Sebab, negara telah menyalurkan anggaran subsidi pupuk sekitar Rp 33 triliun per tahun. Bila dikalkulasi selama 10 tahun, APBN telah menyalurkan anggaran sekitar Rp 330 triliun.

"Saya tanya kembaliannya apa? Lima tahun berapa. Kalau sepuluh tahun (anggarannya) sudah Rp 330 triliun. Bapak, Ibu, angka itu besar sekali."

Berikut adalah Databoks impor kedelai Indonesia:

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Antara