Erick Thohir Dorong Investasi di KEK Sei Mangkei, Apa Saja Potensinya?

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Ilustrasi kawasan ekonomi khusus.
Penulis: Sorta Tobing
2/7/2021, 17.36 WIB

Kawasan ekonomi khusus atau KEK Sei Mangkei mulai mencoba menarik investor. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut modal yang masuk akan meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja di Sumatera Utara. 

Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. “Kawasan industri ini harus segera berkembang menjadi kawasan untuk investasi,” kata Erick dalam keterangan resminya, Kamis (1/7).

Ia meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, sebagai pengelola KEK Sei Mangkei agar menjadikan tanah-tanah di kawasan itu menjadi investasi yang murah. “Sumatera Utara sejak zaman dulu terkenal akan sumber daya alamnya. Untuk itu, sekarang kami perlu melakukan hilirisasi,” ujarnya.

Kawasan tersebut, menurut dia, perlu belajar dari Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, yang telah berhasil menggandeng banyak investor dalam waktu singkat. Sebagai informasi, KEK Sei Mangkei berada di luas lahan 1.933,8 hektare. Di dalamnya terdapat industri hilir kepala sawit, karet, dan lainnya. 

KEK ini merupakan yang pertama di Indonesia. Jokowi meresmikannya pada 27 Januari 2015. Dengan posisi Sumut yang dekat dengan Malaysia dan Singapura, maka harapannya kawasan itu dapat berkembang menjadi hub internasional.

Rencana Pengembangan KEK Sei Mangkei Seperti Apa?

Dua industri utama di kawasan ekonomi khusus ini adalah industri kelapa sawit serta industri karet. Industri sawitnya akan mulai dari perkebunan, produksi minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dan berbagai produk turunannya. Harapan pemerintah, KEK Sei Mangkei menjadi sentra industri tersebut.

Lalu, untuk industri karet, KEK Sei Mangkei telah ditunjuk sebagai Rubber City atau Kota Karet dari Indonesia. Penunjukannya di bawah supervisi IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triangle). Kawasan ini memiliki bahan baku melimpah karena dikelilingi perkebunan karet. 

Selain industri karet dan sawit, KEK Sei Mangkei juga akan dijadikan pusat industri elektronika, kimia, pangan, dan bangunan. Di dalamnya akan dibangun kompleks lainnya, seperti zona logistik dan pariwisata.

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit (Arief Kamaludin|KATADATA)

Berapa Potensi Investasinya?

KEK merupakan salah satu bentuk baru kerja sama internasional dalam bidang perdagangan sebagai konsekuensi masuknya Indonesia menjadi berbagai organisasi. KEK Sei Mangkei diproyeksikan dapat menarik total investasi sebesar Rp 129 triliun.

Penyerapan tenaga kerja akan mencapai 83,3 ribu orang pada 2031. Pembangunan kawasan ini membutuhkan biaya sekitar Rp 5,1 triliun.

Siapa Saja Investor di KEK Sei Mangkei?

Sejumlah perusahaan, baik domestik maupun asing, telah menanamkan investasi ke KEK Sei Mangkei. Mereka adalah  PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Industri Nabati Lestari, PT Delamere Estates Indonesia, PT All Cosmos Biotek, dan PT Aice Sumatera Industry. 

Dalam penyediaan infrastruktur pendukungnya ada beberapa perusahaan terlibat, yaitu PT PLN (Persero), PT Pertamina Power Indonesia, dan PT Pertamina Gas. 

Sejumlah investor juga sedang  melakukan proses penjajakan kerja sama. PT Unilever Oleochemical Indonesia akan melakukan ekspansi pabriknya seluas 9 hektare. 

Investor baru lainnya adalah PT KKB SMET, Alliance, PT NHL, dan beberapa perusahaan dari India, Korea Selatan, Malaysia, Tiongkok, Taiwan, dan Inggris yang diharapkan akan memulai investasinya dalam waktu dekat.

Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)

Reporter: Antara