Indonesia Serius Garap Industri Gim Online, Potensinya Rp 28 Triliun

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
Seorang pria memainkan game online PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) di Jakarta, Minggu (31/5/2020). Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan akan mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen terhadap pembelian barang yang terdapat di dalam game online dari luar negeri seperti PUBG, Free Fire, dan Mobile Legend mulai 1 Juli 2020.
27/9/2021, 16.54 WIB

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, potensi industri gim di Indonesia mencapai US$ 2 miliar atau setara Rp 28,5 triliun.

Oleh karena itu, ia meminta  agar industri game di Indonesia dapat didorong untuk dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Terutama, agar produk gim lokal bisa tumbuh di dalam negeri.

“Utamanya gim lokal agar bisa tumbuh di negerinya sendiri. Saya berharap anak-anak Indonesia bisa berkarya untuk melahirkan inovasi-inovasi baru dalam permainan gim ini," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021 secara virtual, Senin (27/9).

 Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga juga mengatakan bahwa potensi industri gim online di Indonesia sangat besar. Hal itu tercermin dari salah satu kreator gim lokal yang telah mempunyai komunitas dengan pengikut dalam jumlah banyak.

“Saya pernah berkesempatan datang ke salah satu kreator gim online anak bangsa, mereka punya komunitas yang bisa dikembangkan dan dapat menjadikan game sebagai salah satu produk yang bisa bernilai secara komersial,” kata dia.

Ia berharap produk gim online dalam negeri dapat menjadi salah satu produk ekspor dengan kontribusi besar seperti di Korea Selatan. Ia mengatakan, pada tahun 2020, nilai ekspor produk gim online Korea ke penjuru dunia mencapai US$ 6,6 juta.

 Jerry akan memastikan dan terus berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memastikan bahwa pelaku industri gim online di Indonesia mendapat dukungan dan keberpihakan dari pemerintah.

“Mungkin Kemenparekraf bisa banyak bersinergi dalam pembinaannya, sedangkan Kemendag bisa dari sisi promosi yang menjadikan ini produk inovatif. Dan kita bisa pastikan perkembangannya lebih tersupport,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut, industri gim bisa menjadi modal tersendiri bagi kebangkitan subsektor ekonomi kreatif di tengah pandemi.

Terlebih dari 17 subsektor ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia, aplikasi dan permainan atau gim pada 2020 menempati posisi ke-7 penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif Indonesia.

“Nominal sebesar Rp 24,88 triliun atau sekitar 2,19% sumbangan subsektor aplikasi dan gim developer untuk PDB nasional. Ini juga sejalan dengan janji Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan e-sport dan industri gaming yang menjadi salah satu modal bangsa,” kata Sandiaga pada konferensi pers virtual, Senin (16/8) lalu.

 Sandiaga mengatakan, pihaknya akan terus berupaya membuka akses pasar seluas-luasnya khususnya bagi para pelaku ekonomi kreatif subsektor aplikasi atau gim.

Terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, subsektor Aplikasi Game Developer (AGD) malah menunjukkan tren kenaikan positif dibandingkan dengan subsektor lainnya. Tercatat subsektor AGD memiliki nilai pertumbuhan positif tertinggi kedua setelah subsektor TV dan radio.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi