Ekspor Singkong Beku Capai Rp 137 Miliar, Diminati Amerika dan Eropa

ANTARA FOTO/Saiful Bahri/rwa.
Pedagang mengemas kripik singkong khas Pamekasan di Pasar Gurem, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (2/4/2021). Menjelang bulan puasa permintaan kripik singkong tumbuk seharga Rp8.000 hingga Rp12.000 per 100 keping itu, naik hingga dua kali lipat dari biasanya yaitu dari 20.000 keping menjadi 40.000 keping kripik.
28/10/2021, 12.56 WIB

"Kami sangat mendukung berbagai inovasi pangan oleh IKM yang dapat mendukung bahan baku lokal dan memiliki kebaruan manfaat untuk menghadapi tantangan pasar global," katanya.

Selain produk singkong dan olahan singkong, Reni mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan pasar rempah dan bumbu untuk lebih mendunia.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong IKM olahan rempah dan bumbu untuk terus berinovasi dan menyesuaikan dengan pasar, sehingga sejalan dengan kampanye Indonesia Spice Up The World.

Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Indonesia Spice Up The World merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia. Terutama di Afrika, Australia, dan negara potensial lainnya.

 Tidak hanya itu, Indonesia Spice Up The World juga diharapkan dapat mengembangkan dan menguatkan restoran Indonesia di luar negeri, atau sebagai bagian dari gastrodiplomasi restoran.

Sehingga dengan adanya Indonesia Spice Up TheWorld diharapkan dapat meningkatkan ekspor pangan olahan, terutama bumbu rempah.

Adapun target utama dari program ini adalah dapat menghadirkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri pada 2024, serta meningkatkan nilai ekspor bumbu dan rempah mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.

"Saat ini Indonesia berada di peringkat 18 negara-negara eksportir bumbu di dunia, dengan nilai sebesar US$ 133 juta (Rp 1,8 triliun). Ini masih kalah jauh dibandingkan dengan Thailand yang berada di urutan ke-empat dengan nilai US$ 773 juta (Rp 10 triliun)," kata Reni.

Pihaknya berupaya mendorong para pelaku IKM untuk bisa berkontribusi dalam meningkatkan nilai ekspor rempah, bumbu maupun produk lainnya.

Dengan jumlah IKM di sektor makanan dan minumam saat ini sebanyak 1,68 juta unit usaha, ia mengharapkan IKM dapat memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap perekonomian indonesia.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi