Mendag Incar Ekspor Produk Serat Indonesia Jadi Pemain Global

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi perdagangan tekstil di Pasar Minggu, Jakarta (14/10/2019). Pada akhir 2017, surplus volume neraca dagang industri benang mencapai 766.992 ton. Adapun, volume produksi industri benang lokal mencapai 2,2 juta ton benang.
2/12/2021, 10.29 WIB

Wagub Riau Edy Natar Nasution menambahkan, pelepasan ekspor ini menjadi tanda bangkitnya perekonomian Riau. Pemerintah Provinsi Riau juga mendukung penuh upaya yang dilakukan dunia usaha untuk meningkatkan investasi dan menggairahkan ekonomi daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Diharapkan, dengan adanya pabrik rayon di Riau dapat meningkatkan produk domestik bruto Provinsi Riau sebesar 1,49 % dari sektor non-migas, serta mendorong geliat industri kecil dan menengah di beberapa sektor usaha yang terlibat dalam kegiatan operasional pabrik," kata Edy.

APR adalah produsen viscoserayon pertama yang terintegrasi secara penuh di Asia dari hutan taman industri terbarukan. Pabrik berkapasitas 240 ribu ton yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau, ini menggunakan teknologi produksi terkini dalam menghasilkan rayon berkualitas tinggi untuk kebutuhan tekstil dan produk kebersihan pribadi.

Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2020, APR menjadi fasilitas manufaktur viscose rayon terintegrasi dengan dissolving pulp yang berasal dari 100% serat terbarukan hutan tanaman industri (HTI) Asia Pacific Resources International Holdings Limited (APRIL).

APR juga sudah masuk ke pasar tekstil dunia dengan kriteria rayon viscose yang breathable, ringan, lembut dan 100% disertifikasi berbahan baku alami. Viscose rayon unggul dari bahan baku tekstil lainnya, karena dapat terurai secara alami dan kembali menjadi kompos di tanah.

Sebagai informasi, produksi serat viscose rayon APR mencapai 300 ribu ton per tahun dan telah diekspor ke 22 negara. Saat ini, APR juga tengah mempersiapkan pembangunan tahap dua, dan menggandakan kapasitas produksinya menjadi 600 ribu ton per tahun pada 2023 mendatang.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi