Jokowi Resmikan Pabrik Smelter Nikel di Konawe, Kapasitas 1,8 Juta Ton

ANTARA FOTO/Jojon
Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
27/12/2021, 20.29 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Konawe, Sulawesi Tenggara. Pabrik smelter itu akan memiliki kapasitas produksi hingga 1,8 juta ton per tahun.

"Kita resmikan smelter yang menghasilkan feronikel dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun," kata Jokowi saat persemian pabrik smleter PT GNI, Konawe, Senin (27/12).

Ia menyebut, pabrik smelter tersebut akan memberikan nilai tambah yang berkali lipat terhadap produk bijih nikel. Bijih nikel yang diolah menjadi feronikel akan meningkatkan nilai tambah produk hingga 14 kali lupat. Sedangkan bijih nikel yang dilolah menjadi bullet stainless steel akan meningkatkan nilai tambah hingga 19 kali lipat.

"Sebuah nilai yang tidak sedikit," ujar Mantan Wali Kota Solo itu.

Pemerintah memperkirakan, ekspor stainless steel tahun ini mencapai US$ 20,8 miliar. Sementara ekspor nikel mentah, hanya mencapai US$ 1-2 miliar. Untuk itu, Jokowi memastikan akan menyetop ekspor nikel mentah. Pemerintah juga akan melarang ekspor bauksit mentah mulai akhir tahun depan.

Dalam kesempatan itu, ia juga meminta pemerintah daerah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini dilakukan dengan memberi rasa aman kepada pengusaha. Ia menekankan, kehadiran industri pengolahan minerba akan memberikan pajak hingga mendatangkan devisa untuk daerah.

Tak hanya itu, menurut dia, industri pengolahan juga membuka kesempatan lapangan kerja. Jokowi mengatakan, total tenaga kerja yang terserap untuk smelter GNI dan smelter di Morowali mencapai 27 ribu orang.

 "Rekrutmen seperti ini yang kita inginkan sehingga semua rakyat kita ingin semuanya bekerja," kata Jokowi.

Pendirian pabrik smelter juga dapat menciptakan lapangan usaha kecil dan menengah sehingga mendorong perekonomian daerah. Dalam kesempatan itu, Jokowi turut didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, hingga Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura.

Reporter: Rizky Alika