Menurutnya, tingginya biaya logistik di Bekasi dapat ditekan dengan aplikasi teknologi. Dengan demikian, potensi kerusakan kendaraan akibat kelebihan muatan, kemacetan, dan tidak adanya muatan arus balik dapat diatasi.
Ketua Umum Asosiasi Logistk Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menilai, industri logistik nasional mendapatkan berkah dari pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi memaksa pelaku industri logistik untuk mengaplikasikan teknologi nirsentuh.
Alhasil, pengaplikasian teknologi di industri logistik kini lebih mudah diterima. Mahendra menilai industri logistik nasional kini harus menerapkan skema rating seperti yang dilakukan oleh konsumen kepada pengemudi dalam jasa transportasi daring.
Maka dari itu, Mahendra menyarankan agar Kementerian Perhubungan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk penerapan teknologi tersebut. "Logistik sebelumnya selalu mengikuti perdagangan. Sekarang (perdagangannya) ke e-commerce. Logistiknya juga harus digital," kata Mahendra.
Menurut Frost and Sullivan, Indonesia memiliki biaya logistik termahal di Asia, yakni sebesar 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB).