PT Astra International Tbk mendata total penjualan mobil di dalam negeri mencapai 346.849 unit selama Januari-April 2022, tumbuh 28,01% dibanding periode sama tahun lalu sejumlah 270.934 unit. Toyota tercatat masih memimpin pangsa pasar mobil nasional.
Berdasarkan data yang diuktip Katadata.co.id Kamis (19/5), total penjualan mobil Toyota dan Lexus pada empat bulan pertama 2022 mencapai 109.228 unit. Angka tersebut naik 34,76% dibandingkan realisasi Januari-April 2021 sebanyak 81.050 unit.
Total penjualan tersebut menempatkan Toyota dan Lexus sebagai pemimpin dengan pangsa pasar 31,49%. Capaian ini naik dari posisi Januari-April 2021 di level 29,91%.
Peringkat kedua dalam pangsa pasar nasional tetap diduduki oleh Daihatsu dengan penjualan sebanyak 66.437 unit atau naik 30,17% dari capaian Januari-April 2021 sejumlah 51.036 unit. Penjualan mobil Daihatsu terbanyak terjadi pada Januari 2022 sebanyak, 18.319 unit, sementara itu penjualan per April 2022 hanya 15.617 unit.
Mobil merek Mitsubishi berhasil mempertahankan peringkat penjualan pada posisi ketiga. Total penjualan Mitsubishi pada Januari-April 2022 mencapai 52.491 unit atau naik 20,66% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 43.403 unit. Namun demikian, pangsa pasar Mitsubishi tercatat turun dari level 16,05% pada Januari-April 2021 ke titik 15,13% di periode yang sama tahun ini.
Pada peringkat keempat, penjualan mobil Honda berhasil menggeser Suzuki. Penjualan mobil Honda terdata mencapai 45.414 unit sedangkan penjualan mobil Suzuki hanya 28.172 unit. Adapun, penjualan mobil Honda tumbuh 34,09% dibandingkan realisasi Januari-April 2021 sebanyak 33.867 unit. Pangsa pasar mobil Honda pun tercatat naik dari posisi 12,5% pada Januari-April 2021 menjadi 13,09%.
Penjualan Mobil LCGC Turun
Namun demikian, penjualan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) turun 11,08% secara tahunan. Pada Januari-April 2022, penjualan LCGC tercatat 49.418 unit. Sementara penjualan LCGC Januari-April 2021 mencapai 55.581 unit. Alhasil, pangsa pasar mobil LCGC turun dari 20,51% menjadi 14,24%.
Sebelumnya, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menargetkan penjualan mobil pada 2022 dapat mencapai 900.000 unit. Hingga akhir 2021, penjualan mobil secara grosir telah mencapai 887.200 unit atau naik 66,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami harapkan pertumbuhan ekonomi bisa meningkat ke kisaran 5% dan kurs rupiah tetap stabil," kata Jongkie, Selasa (11/1).
Jongkie menilai, kendaraan ramah lingkungan lebih menarik di mata konsumen pada tahun ini. Hal itu sejalan dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) No. 74-2021 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Berdasarkan aturan itu, pemerintah akan memberikan insentif berupa penurunan PPnBM sesuai dengan nilai emisi kendaraan. Sejauh ini, Jongkie mencatat telah ada mobil dengan emisi kurang dari 150 gram per kilometer (gr/Km).
"Langkah selanjutnya, para APM (agen pemegang merek) kemungkinan akan mengarah kepada kendaraan bermotor dengan teknologi hybrid, plug-in hybrid, maupun battery electronic vehicle," kata Jongkie.
Dia masih belum dapat mengelompokkan kendaraan bermotor berdasarkan emisi yang dikeluarkan. Peraturan Pemerintah No. 74-2021 belum efektif lantaran aturan PPnBM ditanggung pemerintah (DTP) masih berlaku pada 2021 dan berlanjut pada 2022.
Sebagai informasi, PPnBM DTP yang diterapkan pada tahun ini akan dibagi menjadi dua bagian, yakni pada mobil LCGC dan mobil di rentang harga Rp 200 juta hingga Rp 250 juta.
Pada mobil LCGC, pemberian insentif PPnBM DTP akan dibagi menjadi tiga periode yakni 100% pada kuartal I-2022, 66% pada kuartal II-2022, dan 33% pada kuartal III-2022. Konsumen akan membayar PPnBM secara normal mulai awal kuartal IV-2022.
Konsumen LCGC akan membayar PPnBM pada kuartal II-2022 sebanyak 1%, pada kuartal III-2022 sebanyak 2%, dan pada kuartal IV-2022 membayar normal atau 3%.
Sebelumnya, Gaikindo mencatatPenjualan mobil domestik pada Maret 2022 telah mencapai angka penjualan saat kondisi normal atau sebelum pandemi Covid-19. Bahkan, jumlahnya mencatatkan rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir.