Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya mencapai 2,01 juta ton pada Maret 2022, anjlok 37,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,23 juta ton. Negara tujuan dengan penurunan volume ekspor terbesar adaah Rusia yang mencapai hingga 50%, Malaysia 41%, dan Belanda 33%.
Namun demikian, penurunan ekspor CPO secara nilai hanya 6,6%. Hal itu disebabkan karena harga CPO tengah meroket.
Rata-rata harga CPO setelah biaya logistik dan asuransi di Rotterdam, Belanda, mencapai US$ 1.813 per ton pada Maret 2022. Angka tersebut naik 62,45% dari harga CPO Cif Rotterdam Maret 2021 senilai US$ 1.116 per ton.
"Dengan demikian, nilai ekspor per Maret 2022 hanya turun 6,06% menjadi US$ 3,51 miliar dari realisasi per akhir kuartal I-2021 senilai US$ 3,74 miliar," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan resmi yang diterima Kamis (19/5).
Penurunan ekspor membuat stok CPO pada akhir Maret 2022 cukup tinggi yaitu mencapai 5,68 juta ton. Sementara stok CPO pada Maret 2021 sejumlah 3,39 juta ton.
Tingginya stok CPO juga disebabkan karena kenaikan produksi dan penurunan konsumsi dalam negeri. Volume produksiMaret 2022 naik 3,23% secara tahunan menjadi 4,15 juta ton. Sementara total produksi selama Januari-Maret 2021 sebesar 12,21 juta ton, atau tumbuh 9,74% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, konsumsi CPO Maret 2022 tercatat 1,5 juta ton, turun 1,82% dibandingkan periode sama tahun lalu. Penyerapan CPO dan turunannya sepanjang kuartal I-2022 turun 2,31% secara tahunan menjadi 4,38 juta ton.
Kombinasi pertumbuhan produksi dan penurunan konsumsi domestik membuat presentasi serapan produk CPO dan turunannya turun ke level 35,88% sepanjang kuartal I-2022. Adapun, penjualan CPO dan turunannya ke dalam negeri pada Januari-Maret 2021 mencapai 40,21%.
Penurunan konsumsi terbesar terjadi pada industri pangan atau sebesar 21,21 secara tahunan per Maret 2022 menjadi 635.000 ton dari 806.000 ton. Sementara itu, serapan CPO dan turunannya oleh industri biodiesel tercatat tumbuh 24,24% menjadi 697.000 ton.
Mengutip Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), minyak sawit di Indonesia memang biasanya lebih banyak digunakan untuk kebutuhan ekspor.
"Produksi minyak sawit Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan di dalam negeri," tulis BPS dalam laporan tersebut.
BPS mencatat minyak sawit Indonesia diekspor ke lima benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa, dengan pangsa pasar utama di kawasan Asia.