PT Hutama Karya sedang membangun jalur kereta api Lintas Medan-Binjai sejak awal Mei 2022. Proyek ini ditargetkan rampung selama 900 hari atau pada 2024.
Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan, proyek ini akan mempercepat waktu tempuh orang dan barang antara Medan dan Binjai. Kereta api yang melintas antara Medan dan Binjai dinilai dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di kedua kota tersebut dan sekitarnya.
"Kereta api sudah menjadi primadona untuk angkutan orang dan barang. Pembangunan jalur rel kereta api dibutuhkan sejalan dengan percepatan penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS)," kata Novias dalam keterangan resmi, Selasa (24/5).
Novias mengatakan, salah satu tantangan proyek ini adalah konstruksi lintasan dilakukan selama stasiun masih aktif. Strategi penyelesaian yang akan digunakan adalah intensifikasi koordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) selama masa konstruksi diperbolehkan.
Novias berharap pembangunan lintasan ini dapat membangun konektivitas antar moda di Sumatra. Secara khusus, proyek ini dinilai dapat mengurai kemacetan dan meningkatkan arus wisatawan ke Sumatra Utara.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menjadikan proyek Pembangunan Jalan Kereta Api Layang Medan-Binjai dalam prioritas kegiatan Tahun Anggaran 2022. Adapun, panjang lintasan kereta api tersebut mencapai 6,8 kilometer (Km).
Berdasarkan paparan Kemenhub, proyek ini akan menyerap 1.280 orang per hari dengan upah mencapai Rp 877,5 juta. Secara rinci, rel kereta baru yang akan dibangun ada di Aceh, KA Layang Medan-Binjai, jalur ganda Kiaracondong-Cicalengka, jalur ganda Bogor-Sukabumi, KA Layang Solo Balapan-Kadipiro, elektrifikasi KA Solo alapan- Solo Jebres, reaktivasi Semarang Tawang- Tanjung Mas, pembangunan jalur ganda Mojokerto-Sepanjang, dan pembangunan jalur KA Makassar-Parepare.
Dari enam wilayah metropolitan yang disasar Kemenhub, DJKA mengelompokkannya menjadi tiga proyek, yakni jalan KA Layang Medan-Binjai, pembangunan jalur ganda Kiaracondong-Cicalengka, dan empat peningkatan kapasitas fasilitas di wilayah Jabodetabek.
Untuk peningkatan kapasitas wilayah di Jabodetabek meliputi fasilitas Manggarai-Jatinegara, Jatinegara-Bogor, dan Manggarai-Jakarta Kota. Sementara itu, dua proyek lainnya adalah peningkatan kapasitas jalur Jabodetabek fase pertama dan proyek MRT tahap pertama.
Adapun, pembangunan maupun peningkatan kapasitas rel kereta api dikategorikan sebagai belanja barang dengan anggaran senilai Rp 1,71 triliun. "Upaya percepatan penyerapan anggaran (dilakukan dengan) mempercepat pelaksanaan program dengan berkoordinasi dengan stakeholder," kata Direktur Jenderal KA Zulfikri.
Menurut laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah stasiun kereta api yang melayani naik/turun penumpang di Jawa dan Sumatera sebanyak 629 unit pada 2020. Rinciannya, sebanyak 463 unit di Jawa dan 166 unit di Sumatera.