Wings Air anggota dari Lion Air Group menyatakan bahwa operasional dan layanan penerbangan dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur (BPN) tujuan Bandar Udara Tanjung Harapan di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (TJS) masih tetap beroperasi setiap hari. Namun demikian, layanan operasional penerbangan disesuaikan dengan permintaan pasar atau tingkat keterisian penumpang.
"Tidak benar, Wings Air membatalkan seluruh layanan penerbangan pada rute dimaksud," kata Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Katadata.co.id Minggu malam (21/8).
Dia mengatakan, rute Balikpapan-Bulungan beroperasi setiap hari sekali. Itu berarti ada tujuh penerbangan reguler berjadwal setiap pekannya.
Danang mengatakan, Wings Air senantiasa melakukan evaluasi pasar berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi. Hal itu bertujuan agar operasional penerbangan dijalankan secara tepar.
Penerbangan di rute tersebut dioperasikan dengan pesawat jenis ATR 72-500 dan ATR 72-600 (propeller/baling-baling) berkapasitas 72 kelas ekonomi. "Wings Air melayani penerbangan penumpang berjadwal dalam satu pulau untuk menghubungkan antarkota, antarkabupaten hingga setingkat kecamatan, termasuk di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara," ujarnya.
Sebelumnya Wings Air sudah empat hari tidak melayani penerbangan di Bandara Tanjung Harapan, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, kalimantan Utara. Kepala Bandara Tanjung Harapan, Sofyan Palanro, mengatakan bahwa dirinya belum bisa memastikan kapan Wings Air kembali beroperasi.
"Informasi yang kami terima, manajemen Wings Air masih menunggu rotasi armada pesawat," kata Sofyan, Jumat (19/8), seperti dikutip dari Antara.
Adapun kantor maskapai Wings Air di Bandara Tanjung Harapan tam[ak kosong dan tutup. Tak ditemukan aktivitas ataupun petugas maskapai penerbangan di wilayah tersebut.
Sektor penerbangan menjadi salah satu yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Turunnya jumlah penumpang yang drastis menyebabkan kerugian maskapai membengkak.
Berdasarkan International Civil Aviation Organization (ICAO) yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), kerugian finansial maskapai penerbangan di dunia diperkirakan mencapai US$370 miliar. Kerugian terbesar tercatat berada di Asia Pasifik, yakni US$120 juta. Angka ini setara dengan 32% dari total kerugian maskapai secara global.