Produsen makanan dan minuman PT Nestle Indonesia mengeluarkan investasi US$ 220 juta atau Rp 3,2 triliun untuk pembangunan pabrik baru di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah. Pabrik tersebut rencananya akan beroperasi pada Maret 2023.
"Pabrik tersebut akan menghasilkan produk-produk yang 100 persen akan dipasarkan di dalam negeri dan regional. Tapi kita fokus konsumsi dalam negeri, untuk Indonesia dari Indonesia," ujar Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu di Jakarta, Rabu (7/9).
Perempuan yang akrab disapa Fifin tersebut mengatakan bahwa Nestle telah berinvestasi di Indonesia sejak 1971. Sebelumnya pada 2019, Nestle juga telah berinvestasi US$ 100 juta untuk perluasan kapasitas tiga pabrik.
Fifin mengatakan, pasokan bahan baku Nestle diambil dari dalam negeri. Perusahaan telah melakukan kemitraan dengan 26.000 peternak di Jawa Timur untuk mendapatkan pasokan susu.
Nestle juga memberikan dukungan dan inisiatif pendampingan kepada peternak sapi perah yang terdampak wabah Penyakit Mulut dan Kaki. Salah satunya dengan mendistribusikan disinfektan, vitamin, serta obat-obatan di awal wabah PMK senilai Rp 1,2 miliar.
"Nestle juga memberikan dukungan percepatan proses pemulihan kondisi sapi yang terdampak dengan mendistribusikan molasses, mineral dan yeast senilai Rp 2,5 miliar per bulan, selama tiga bulan," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan komitmennya untuk memfasilitasi pengembangan usaha Nestle di Indonesia saat bertemu langsung dengan Head of Operations Nestle Magdi Batato, di Davos, Swiss, Selasa (24/5).
"Saya senang sekali dengan investasi Nestle di Indonesia, karena banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan produk Nestle. Termasuk saya juga menjadi 'korban' karena sering mengkonsumsi produk Nestle," kata Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (27/5).
Peletakan batu pertama pabrik baru Nestlé Bandaraya di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Mei 2021. Pabrik terbaru ini berdiri di atas tanah seluas 20 hektar. Nantinya, Nestle akan memproduksi produk susu cair Bear Brand, Milo dan Nescafe siap minum untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Laporan keuangan Nestlé mencatat, total penjualan grup perusahaan mencapai CHF (Swiss Franc) 84,34 juta atau sekitar Rp 1.232 triliun pada 2020. Penjualan produk yang paling besar berasal dari minuman bubuk dan cair dengan nilai mencapai CHF 22,25 juta.
Produk yang paling favorit berikutnya adalah produk perawatan hewan peliharaan sebesar CHF 14 juta. Sementara di posisi penjualan produk terbesar ketiga Nestlé berasal dari produk gizi dan kesehatan sebesar CHF 12,16 juta.