Upah Buruh dan Pajak Penyebab Ekspor Alas Kaki RI Kalah dari Vietnam

Humas Kementerian Perdagangan
Menteri Perdagangan melepas ekspor sepatu produksi PT Pratama Abadi Industri atas pesanan PT Nike Indonesia, Selasa (13/9).
13/9/2022, 16.01 WIB

Ekspor alas kaki Indonesia  masih jauh berada di bawah Vietnam. Menteri Perdagangan, Zulkifili Hasan, mengatakan bahwa ada dua alasan yang menjadi penyebab ekspor alas kaki Indonesia masih kalah dari Vietnam.

Zulkifli mencatat, pangsa pasar industri alas kaki Indonesia di pasar global baru mencapai 3,87% atau menduduki ke-6 dunia pada 2021. Sementara itu, pangsa pasar Vietnam mencapai 10% pada tahun yang sama.

Menurut Zulkifli, Indonesia sebenarnya bisa mengungguli ekspor vietnam. Namun ada dua isu yang menjadi penghambat pertubuhan ekspor alas kaki yaitu upah buruh dan pajak.

"Vietnam cepat sekali ambil keuntungan dari gonjang-ganjing isu tenaga kerja dan upah buruh yang gak karuan. Kita harus reformasi," ujarnya di Tangerang Selatan, Selasa (13/9).

Selain itu, penyebab kedua adalah karena Vietnam sudah memiliki perjanjian perdagangan yang membuat produk negara tersebut dari bea masuk impor, salah satunya ke pasar Eropa. Dengan demikian, harga produk Vietnam lebih kompetitif.

Oleh sebab itu, Zulkifli mengatakan, Indonesia tengah mempercepat proses perjanjian perdagangan dengan sejumlah negara termasuk Uni Eropa. Saat ini, Kemendag tengah berupaya untuk menyelesaikan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

"Kami sudah siapkan jalan tolnya. Pada kesempatan pertama jadi Menteri Perdagangan, saya sudah terima Duta Besar Uni Eropa (UE) di kantor saya, agar kita bisa mempercepat perjanjian dagang antara Indonesia dengan Uni Eropa,” ujar Zulkifli.

Dia mengatakan,  pembahasan Indonesia-EU CEPA hampir rampung dan tingga menyelesaikan beberapa poin kesepakatan. “Yang sulit ini sebenarnya, agar pemerintah kita bisa open bidding terbuka. Tapi mudah-mudahan di masa saya sudah selesai," katanya.

Zulkifli mengatakan,  Uni Eropa sudah lebih longgar dalam menerapkan kebijakan perdagangan sebelumnya. Misalnya saja untuk produk pertanian, Uni Eropa dulu menerapkan aturan yang ketat. Namun saat ini aturannya lebih longgar setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina.Bahkan UE saat ini  telah membeli batu bara dari Indonesia karena menghentikan impornya dari Rusia.

"Itulah perubahan yang saya rasakan dan semoga bisa mempercepat perjanjian comprehensive economic partnership agreement (CEPA)” Ujar Mendag (12/9).

Indonesia telah mengekspor alas kaki ke sejumlah negara di Uni Eropa. Salah satunya adalah Jerman senilai US$ 347,23 juta pada 2020.

Reporter: Nadya Zahira