Mendag Usul Dana Rp 100 Triliun untuk BUMN Beli Hasil Tani

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.
Petani memanen jagung untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak ayam di Desa Babakan Kondang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022).
21/9/2022, 12.10 WIB

 

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan dana sebesar Rp100 triliun untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan membeli hasil pertanian.

 "Saya usulkan dana Rp100 triliun kemarin. Ini yang sedang dibahas," kata Zulkifli usai meninjau harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Badung, Bali, Rabu (21/9).

 Zulkifli menyampaikan, Presiden Joko Widodo menyetujui dan memerintahkan pembentukan BUMN yang akan membeli hasil pertanian, termasuk kedelai dan jagung. Menurut dia, pemerintah akan membeli hasil petani dengan harga terbaik, misalnya harga yang ditentukan petani adalah Rp10.000, namun di pasar harganya Rp6.000, maka pemerintah akan memberi dengan harga Rp10.000.

"Jagung misalnya, di pasar murah, pemerintah akan beli harga terbaik. Itu sudah disetujui. Sekarang sedang dirancang BUMN yang akan menanggulangi produk-produk pertanian," ujar Zulkifli.

 Dengan demikian, Zulkifli mengatakan petani hanya perlu fokus produksi dan tidak perlu mengkhawatirkan soal harga, terlebih saat musim panen tiba, di mana harga produk pertanian turun drastis.

"Dibentuk nanti BUMN yang membeli hasil pertanian itu, sehingga petani kita terjamin harganya. Jadi, petani produksi saja. Tidak perlu memikirkan harganya. Nanti pemerintah yang beli," tukas Zulkifli.

 Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli cabai, bawang merah, hingga kedelai dalam negeri. "Tentu saja dimintakan BUMN dan jajaran BUMN untuk membeli cabai, bawang, maupun kedelai yang ada," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/9).

Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk menjamin pemasaran produk petani. Kebijakan itu juga bertujuan menjaga harga jual hasil panen petani yang kerap anjlok saat produksi melimpah.

Seiring dengan hal itu, pemerintah ingin menggenjot produksi cabai, bawang merah, dan kedelai di dalam negeri. Ini dilakukan untuk menekan impor produk pangan.

Terkait kedelai, pemerintah akan menggunakan bibit impor untuk menggalakkan produksi. Di sisi lain, pemerintah juga mempersiapkan bibit lokal dengan varietas tinggi.  "Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu di atas tiga sampai empat ton per hektare," ujar dia.
Kebijakan tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia swasembada pada komoditas kedelai, bawang merah, dan cabai.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, alokasi dana untuk ketahanan pangan nasional ditetapkan sebesar Rp92,2 triliun. Angka tersebut berkurang hampir Rp7 triliun atau turun 6,86% dibanding alokasi tahun sebelumnya yang berjumlah Rp99,02 triliun.