Harga Gula Sedang Tertekan, Ini Bocoran Rencana Impor Tahun Depan

ANTARA FOTO/Syaiful Arif/foc.
Buruh angkut menaikkan tebu ke atas truk di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (10/8/2022).
13/10/2022, 19.03 WIB

Badan Pangan Nasional menyatakan bahwa Indonesia masih akan impor gula untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Namun demikian, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa impor gula tersebut baru akan dilakukan tahun depan.

Dia mengatakan, bahwa Indonesia tidak akan impor gula hingga akhir tahun ini. Pasalnya, neraca gula masih positif hingga akhir 2022 sehingga belum memerlukan impor. Apalagi saat ini panen tebu masih berlangsung.

“Malah sekarang harganya tertekan nih kasian petani. Jadi kita mesti buat balance," ujar Arief kepada awak media di Jakarta Convention Center (JCC), pada Rabu (12/10).

Arief mengatakan, impor gula baru akan dilakukan awal tahun depan. Dengan demikian, harga gula tidak semakin tertekan dan petani dapat menikmati hasil penjualan tebu dan gula yang diproduksi.

“Kenapa impornya jangan masuk dulu untuk sekarang? Supaya petani gak kapok tahun depan nandur lagi,” ungkapnya.

Arief mengatakan, Indonesia sampai saat ini masih perlu stok gula impor. Tahun ini, semua alokasi gula impor telah masuk, diantaranya penugasan pada PTPN 150 ribu ton dan juga RNI 150 ribu ton.

Dia mengatakan jika alokasi impor 2023 tidak akan jauh berbeda dengan tahun ini. Namun alokasi impor gula berpotensi berkurang jika produksi gula berkurang.

"Pada 2023 kurang lebih angkanya sama, misalnya kalo ada kenaikan produksi 10 atau 20%, kemungkinan tahun depan lebih rendah impornya," ujarnya.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga rata-rata nasional gula mencetak rekor tertinggi tahun ini pada Mei senilai Rp 15.400 per kg. trend harga terus mengalami penurunan hingga rata-rata nasional Oktober 2022 mencaai Rp 15.100 per kg.

Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan transformasi PT Perkebunan Nusantara dengan membentuk holding perusahaan gula milik negara, bernama Sugar Co. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pembentukan Sugar Co menjadi maka payung usaha raksasa produsen gula di Tanah Air yang mengintegrasikan tujuh perusahaan PTPN dan dua cucu perusahaan.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi gula, demi terus menjaga ketahanan pangan dan energi di tengah ancaman ketidakpastian global.

Menurut Erick, langkah ini sejalan dengan prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang selalu menekankan pembangunan ekosistem dan mengurangi ketergantungan atas rantai pasok dunia untuk sektor pangan dan energi.

Dia menegaskan, fokus Sugar Co tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, dan menjaga stabilitas harga gula petani, "Tetapi juga menjadi produsen bioetanol yang merupakan produk turunan dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak,” kata Erick dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (11/10).

Konsumsi gua pasir penduduk Indonesia per kapita per minggu mengalami peningkatan sepanjang 2021. Badan pusat statistik mencatat konsumsinya mencapai 1,123 kg per kapita per minggu.

Reporter: Nadya Zahira