Waspada Krisis Pangan, Ini Komoditas yang Berpotensi Sumbang Inflasi

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.
Petani memisahkan padi dari tangkainya secara tradisional di persaawahan kawasan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/6/2022).
14/10/2022, 14.19 WIB

 

 2. Kedelai

Kedelai mengalami kenaikan harga sejak 30 September 2022 yang mencapai Rp 13.000 per kg di tingkat produsen. Padahal, dua bulan lalu harga kedelai masih Rp 11.000 per kg.

 Kenaikan harga kedelai ini disebabkan oleh suplai kedelai yang masih mengandalkan impor, kelangkaan kapal kargo, kelangkaan kontainer di Amerika, serta kondisi geopolitik seperti perang dagang dan iklim yang menyebabkan gagal panen.

 Upaya yang dilakukan pemerintah pada kenaikan harga kedelai ini adalah dengan memberikan bantuan subsidi kedelai kepada perajin tahu tempe sebesar Rp 1.000 per kilogram. Namun subsidi kedelai ini hanya terserap 10-20% karena ada syarat Nomor Induk Berusaha yang harus dimiliki koperasi penerima subsidi.

3. Jagung 

 Harga jagung terus mengalami kenaikan sejak awal 2022. Harga jagung rata-rata bulan Oktober tercatat US$ 686,81 per bushel naik 0,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di harga US$ 680,44 per bushel. 

Jagung merupakan salah satu bahan baku pakan ternak. Kenaikan harga jagung akan mendongkrak harga pakan ternak yang berdampak pada meningkatnya biaya produksi.

Di sisi lain Petani jagung tengah menghadapi permasalahan turunnya harga.  Misalnya saja Ketua Kelompok Petani Jagung Sumbawa, Muchlisin mengeluhkan harga jagung yang terus anjlok dalam sebulan ini hingga mencapai Rp 3.800 per kilogram (kg). Anjloknya harga jagung disebabkan karena petani tidak memiliki teknologi pengeringan yang memadai.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira