Pedagang Pasar Induk Cipinang Sulit Dapat Beras, Stok Makin Menipis

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Calon pembeli melihat berbagai jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jatinegara, Jakarta, Senin (7/11/2022). Data Badan Pusat Statisik menyebutkan harga beras sepanjang bulan Oktober 2022 masih melanjutkan tren kenaikan, di mana harga beras di penggilingan naik 1,86 persen secara bulanan dan 10,73 persen secara tahunan, di tingkat grosir naik 1,62 persen secara bulanan dan 5,59 persen secara tahunan dan di tingkat eceran naik 3,52 persen secara tahunan dan 1,13 persen secara bulanan.
30/11/2022, 14.15 WIB

Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang atau saat ini kesulitan dapat beras dari daerah. Kondisi itu diprediksi akan semakin parah pada Desember 2022 hingga Januari 2023.

Kepala Koperasi Pasar Beras Induk Cipinang, Zulkifli Rasyid, menuturkan biasanya pasokan beras yang masuk ke Pasar Induk Cipinang kurang lebih 2.500 sampai 3.000 ton per hari. Jika kurang dari itu, tandanya stok beras nasional kurang. Apalagi Pasai Induk Cipinang merupakan barometer stok dan harga beras di seluruh Indonesia.

"Itu harus keluar masuk seperti itu. Kalau kurang dari itu, berarti ada kekurangan stok," ujarnya dalam acara webinar PATAKA, "Polemik Menimbang Impor Beras, dikuti dari Youtube, Rabu (30/11).

Dia mengatakan, pasokan beras dari daerah mulai susut. Bisa dikatakan jika satu-satunya pemasok yang masih menyulai beras ke Pasar Induk Cipinang adalah Bulog. Itupun permintaannya tidak bisa langsung terpenuhi.

"Makanya kondisi saat ini, saya jujur saja. Saya mengajukan permohonan ke Bulog 500 ton saja, sekarang yang baru bisa dikeluarkan cuma 150 ton. Berarti permintaan kami itu nggak bisa dicukupi oleh Bulog," ujarnya.

Bulog perlu impor?

Zulkifli mengatakan, stok beras Bulog yang menipis akan lebih parah saat memasuki Desember 2022, Januari 2023, dan Februari 2023. Dia mengatakan, bahwa permasalahan tersebut terjadi akibat stok beras di Bulog yang tersedia saat inikurang dari 600 ribu ton. Oleh karena itu, dirinya mendukung agar Bulog bisa impor untuk bisa memenuhi stok tersebut.

Sementara itu, Kementerian Pertanian menegaskan stok beras di beberapa wilayah masih sanggup memenuhi kebutuhan beras untuk gudang Bulog. Koordinator Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) ,Batara Siagian, mengatakan bahwa Dirjen Tanaman Pangan telah melayangkan surat resmi ke Dirut Bulog, data beras berikut lokasinya secara terperinci.

“Hal ini tentu sebagai komitmen kami meyakinkan data BPS tidak ada keraguan sesungguhnya, karena faktanya di lapangan beras ada. Namun tentu dengan variasi harga tergantung lokasi,” jelas Batara di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Batara berharap Bulog dapat segera menyerap beras tersebut, dan tidak perlu melakukan importasi beras karena petani lokal masih sangat mampu memenuhi kebutuhan gudang Bulog.

“Dibandingkan produksi secara nasional, sebenarnya kebutuhan gudang cadangan beras bulog sangat kecil. Tidak mungkin tidak dapat terpenuhi. Saat ini pun petani sedang berproduksi, dan bulan Februari - Maret stok akan melimpah. Kami mohon masa panen raya bisa dimaksimalkan penyerapan,” lanjutnya.

 Badan Pusat Statis (BPS) melaporkan produksi padi sepanjang Januari-September 2022 mencapai 45,43 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Kemudian sepanjang periode Oktober-Desember 2022, BPS memperkirakan produksi meningkat 1,34 juta ton GKG atau menjadi 10,24 juta GKG. Rinciannya, produksi padi bakal mencapai 4,94 juta ton GKG pada September 2022, berikutnya 2,81 juta GKG pada November, serta 2,48 juta GKG pada Desember.

Reporter: Nadya Zahira