Kereta Cepat Beroperasi Tahun Depan, Argo Parahyangan akan Ditutup?

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) menjalani uji operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/11/2022).
2/12/2022, 21.23 WIB

Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB dalam waktu dekat ini akan segera beroperasi pada Juni 2023. Sejalan dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa KA Argo Parahyangan nantinya akan ditutup.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara atau Jubir Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengatakan saat ini pihaknya masih fokus untuk memastikan proyek KCJB selesai sesuai target. 

"Mengenai operasionalnya masih dalam tahap pembahasan bersama semua stakeholders. Tentu hasilnya akan disosialisasikan kepada masyarakat," ujar Adita kepada Katadata.co.id, pada Jumat (2/12).

Sementara itu, VP Public Relations Kereta Api Indonesia atau KAI, Joni Martinus juga menanggapi hal tersebut. Dia mengatakan, KAI saat ini terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholders. 

Adapun jika nantinya diputuskan pemerintah untuk menghapus  KA Argo Parahyangan karena adanya KCJB, tentu KAI sebagai operator akan patuh. "KAI berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," ujar Joni kepada Katadata.co.id, pada Jumat (2/12).

Joni menyampaikan, bahwa hingga saat ini KAI masih tetap mengoperasikan KA Argo Parahyangan (Gambir - Bandung pp) seperti biasa. KAI juga masih fokus mempersiapkan KA Feeder dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung bagi pelanggan Kereta Cepat yang ingin melanjutkan perjalanannya ke berbagai wilayah lainnya.

Dengan hadirnya KCJB, Indonesia akan masuk ke dalam catatan sejarah sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki layanan kereta cepat. Moda transportasi modern ini akan memberikan alternatif untuk masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, nyaman, dan aman.

Saat ini proyek kereta cepat sudah memasuki 80,4 persen total pembangunannya. Meski demikian, proyek kereta cepat masih terkendala ketidakpastian pencairan Penyertaan Modal Negara atau PMN sebesar Rp 3,2 triliun.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, telah mengakui bahwa keuangan PT KCIC menipis pada November 2022. Jika terjadi, KCJB kemungkinan tidak akan beroperasi sesuai target waktu yang ditentukan yaitu Juni 2023. 

“Menipis ya pastilah, secara kita membutuhkan tambahan sarana modal dari pemegang saham,” ujar Dwiyana saat diwawancarai, di Gedung DPR, Jakarta, pada Rabu (9/11).

Reporter: Nadya Zahira